Jember, seblang.com – Dalam debat publik kedua Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jember, yang digelar di Edelweiss Ballroom Cempaka, Sabtu (9/11/2024) malam.
Isu kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi salah satu pertanyaan yang muncul dalam debat kedua itu.
Dalam pertanyaan yang dibacakan oleh moderator, menyebutkan bahwa angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Jember masih tinggi.
Menanggapi hal tersebut, Calon Wakil Bupati Jember Paslon nomor urut 01, Gus Firjaun menyampaikan capaian yang sudah dilakukannya. Bahwa Pemkab Jember, telah membuat Perda Kabupaten Layak Anak (KLA).
“Kami sudah melakukan beberapa hal sebagai komitmen untuk melindungi perempuan dan anak di Kabupaten Jember, maupun kelompok rentan lainnya. Kami juga telah membuat pusat informasi konseling remaja yang jumlahnya ada di 62 lingkungan sekolah, 110 dilingkungan masyarakat desa dan kelurahan,” papar Gus Firjaun.
“Serta kami telah membuka dan membuat forum anak, dimana ini menjadi satu komunitas. Itu sudah terbentuk di 32 kecamatan, 22 kelurahan dan 186 desa, serta kami juga membentuk gugus tugas KLA,” sambungnya menjelaskan.
Kemudian upaya yang telah dilakukannya selama pihaknya menjabat bersama Hendy. Lanjut Gus Firjaun, Pemkab Jember telah mendapat penghargaan dari Menteri Perlindungan, Perempuan, dan Anak (PPA) pada tahun 2021.
“Kabupaten Jember, mendapat peringkat KLA tingkat Madya, sedangkan tahun 2022 dan 2023 meningkat lagi mendapat peringkat KLA tingkat Nindya.
Untuk tahun 2024 kali ini, kata Gus Firjaun, Pemkab Jember tengah melakukan proses KLA peringkat Utama.
“Artinya apa? Bahwa upaya yang telah kami lakukan ini membuahkan hasil yang maksimal. Karena itu dukungan dari semua rakyat untuk melanjutkan kami kembali, agar peringkat utama dalam KLA segara kami capai,” ujarnya.
“Supaya apa? tidak berantakan lagi, mohon maaf kalau diawali dari nol lagi maka ini akan terlambat,” imbuhnya.
Sementara itu, paparan yang telah diungkapkan oleh Gus Firjaun. Mendapat tanggapan dari Cawabup Paslon nomor urut 02 Djoko Susanto.
“Kami apresiasi apa yang sudah dilakukan oleh pemerintahan Pak Hendy dan Gus Firjaun. Tapi nyuwun sewu (mohon maaf,red) Gus, angka kekerasan anak dan perempuan tahun 2023, jumlahnya masih 348 kasus,” ucapnya.
Pihaknya mengungkapkan rinciannya dengan jumlah kekerasan anak sebanyaj 20 kasus, dan kekerasan pada perempuan 128 kasus.
“Artinya, apa yang panjenengan lalukan tadi masih sebatas aspek struktur. Artinya yang dilakukan sebatas masih membuat regulasi, tapi tidak dan belum masuk wilayah pelaksanaan dan terbukti angka kekerasan masih tinggi tadi,” ungkapnya.
“Kalau kami diberi kesempatan (untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati), kami akan melakukan kolaborasi dengan semua kelompok atau lembaga perlindungan anak baik formal maupun informal,” kata Djoko.
Kemudian, Gus Firjaun menanggapi lagi apa yang disampaikan oleh Cawabup Djoko.
Menurutnya, dalam melihat sebuah kasus yang angkanya masih terbilang tinggi, harus secara objektif.
“Harusnya membandingkan angka sebelum dan sesudah (dari tahun ke tahun), tidak boleh hanya sesudahnya saja. Tapi bagaimana kemudian dari Kementerian hanya menilai dari sisi regulasi. Tidak mungkin,” ucapnya.
“Kami mendapatkan predikat layak anak mulai Madya hingga Nindya, ini karena implementasi, melihat dilapangan. Tidak mungkin hanya penilaian itu dari sisi regulasi saja,” sambungnya.
Lebih lanjut Gus Firjaun mengatakan, tentunya pada periode berikutnya pihaknya akan menuntaskan dan menekan angka kekerasan pada anak maupun perempuan di Kabupaten Jember.
“Ini merupakan PR yang harus dituntaskan pada periode mendatang. Bagaimana perilaku anak-anak yang tidak sekolah, anak-anak yang pengangguran. Termasuk minimnya akhlak itu juga menimbulkan kekerasan pada anak,” ujarnya.
“Oleh karena itu, dilakukanlah upaya-upaya untuk penyempurnaan (menekan angka kekerasan anak dan perempuan) dari apa yang kita lakukan nantinya,” tutupnya.