Banyuwangi, seblang.com – Hotel Aston Banyuwangi selama dua hari dipadati 260 peserta dari berbagai kota seluruh Indonesia. Mereka mengikuti pembukaan Seminar & Lokakarya Nasional “Kerjasama antara Orangtua dan Guru dalam Penyusunan Program Individu yang Bermakna dan Berpusat pada Anak” Senin dan Selasa(4-5/11/24).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Matahati bekerja sama dengan Perkins, School for The Blind yang berpusat di USA.
Perkins Internasional ini sudah lama membantu Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Banyuwangi khususnya, namun acara besar yang melibatkan banyak pihak baru pertama kali dilaksanakan di ujung timur Pulau Jawa.
“Saya lama mendengar maka saya sayang Banyuwangi, ” ungkap Mrs.Chen Min Parerra dari Las Vegas USA yang punya wilayah tugas Asia Pasifik pada media yang meliput Seminar & Lokakarya bekerja sama antara Orangtua dan Guru dalam Penyusunan Program Individu yang berpusat pada anak.
Seperti kita ketahui, pendidikan tidak terputus hanya di sekolah namun mestilah tersinergi antara pendidikan sekolah dan di lingkungan tinggal anak, terutama untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Alasan inilah yang mendasari Yayasan Matahati mengajak sinergi guru dan orang tua dalam menyusun program kegiatan sehari-hari.
Menurut Masfufah, S.Pd., Ketua Yayasan Matahati sekaligus Konsultan Pendidikan Perkins mengatakan,“Selama ini ketika kita memberikan pelayanan pendidikan terutama untuk anak berkebutuhan khusus tidak hanya sekolah yang bertanggung jawab tapi tentu harus ditindaklanjuti program itu di rumah, sedangkan kalau sekolah bekerja sendiri orang tua bekerja sendiri maka biasanya programnya tidak sampai,” terang Masfufah.
Saat ditanya harapan dari kegiatan ini Masfufah menjawab, “Kami berharap melalui program ini orang tua dan guru memiliki goals yang sama, melakukan evaluasi bersama dan membuat program bersama sehingga lebih terukur dan lebih terlihat perkembangan dari anak-anak berkebutuhan khusus,” harapnya.
Masfufah juga menjelaskan tantangan besar dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus salah satu faktornya adalah persebaran mereka hingga ke pelosok negeri, tantangan dalam proses berangkat ke sekolah terkait kendala fisik yang dimiliki, karenanya Masfufah berharap ada kolaborasi dengan sekolah-sekolah umum terdekat lokasi tinggal anak berkebutuhan khusus.
Perkins Internasional telah bekerja sama dengan lembaga pendidikan luar biasa di Banyuwangi sejak 2012, dan saat ini ada 4 sekolah luar biasa di Banyuwangi yang menjadi Sekolah Model yakni SLB Negeri Banyuwangi, SLB Tamanagung, SLB ABC Jajag, dan SLB Matahati. Mrs.Chen min Parerra dari Perkins Internasional menyatakan kepuasannya dengan perkembangan program di Banyuwangi.
Selain itu Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Banyuwangi, Ahmad Jaenuri, S.Pd., M.Pd. Saat menghadiri kegiatan Seminar & Lokakarya Nasional di hotel aston Sangat mendukung serta mengedukasi kepada seluruh peserta seminar
“Dengan adanya kegiatan seperti ini, nantinya anak – anak yang berkebutuhan khusus bisa mempuyai keterampilan yang dapat di arahkan oleh pihak orangtua maka dengan berjalannya waktu semua bisa di komunikasi kepada pihak – pihak terkait, Bekal keterampilan untuk anak – anak SLB saya juga sangat berharap nantinya mereka bisa membuka peluang pekerjaan baik berwiraswasta maupun ikut di perusahaan – perusahaan,” tutur kacabdin .
Ia akan terus mencari terobosan – terobosan ke mitra – mitra perusahaan agar kelak anak – anak yang lulus sekolah bisa langsung mengembangkan bakatnya serta bisa mengurangi angka pengangguran di Banyuwangi.//////