Banyuwangi, seblang.com – Dukungan Terhadap Paslon Bupati-Wakil Bupati Banyuwangi nomor 1 Ipuk Fiestiandani-H Mujiono terus mengalir. Kali ini datang dari para petani yang telah merasakan manfaat dengan adanya pelaksanaan program revitalisasi jaringan irigasi dengan skema padat karya telah menjangkau ribuan orang di antaranya petani..
Pada tahun 2024, pemerintah Banyuwangi membangun dan merevitalisasi jaringan irigasi sepanjang 123 kilometer, untuk mendukung ketahanan pangan dan ketersediaan air ke persawahan di Banyuwangi.
Dengan rincian 80,081 km pembangunan irigasi yang tersebar di 25 kecamatan se-Banyuwangi. Sementara jaringan irigasi yang direhabilitasi sepanjang 43,403 km.
Dalam pelaksanaan pembangunan di lapangan menerapkan skema padat karya melibatkan warga pra sejahtera untuk tenaga kerjanya, yang sebagian adalah para petani. Program ini merupakan inisiasi Ipuk yang berinovasi dalam rangka mengentaskan kemiskinan.
Ketua HIPPA Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari Banyuwangi Muhammad Saidi menyatakan program padat karya pengentasan kemiskinan yang digulirkan Ipuk sangat membantu petani kurang mampu. Pelaksanaan program ini telah terbukti mendongkrak perekonomian petani.
“Program baik ini kami harap terus dilanjutkan dan ditingkatkan,” kata Saidi, usai pertemuan ratusan petani dari berbagai wilayah bersama Ipuk, di RTH Karangbendo, Kecamatan Blimbingsari, pada Jumat (1/11/2024).
Selain untuk kepentingan ekonomi, program padat karya ini sangat bermanfaat bagi lahan-lahan pertanian yang bergantung pada irigasi untuk pasokan airnya.
“Saluran irigasi yang awalnya dangkal terganggu sedimentasi dan kotor, sekarang lebih bersih. Aliran air jadi lancar untuk mengairi sawah,” jelasnya.
Beberapa lokasi pembangunan jaringan irigasi di antaranya Kecamatan Blimbingsari 9.6 km, Srono 9,5 km, Songgon 7,2 km, Purwoharjo 3,5 km, dan seluruh kecamatan di Banyuwangi.
Sementara untuk rehabilitasi jaringan irigasi di antaranya, Cluring sepanjang 1,3 km, Kabat 4,2 km, Purwoharjo 3,9 km, Tegaldlimo 12 km, dan lainnya.
Sementara Ipuk mengatakan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan sumber daya air, mengingat air adalah faktor vital bagi pertanian.
Ipuk mengatakan selain untuk sektor pertanian, pembangunan dan revitalisasi saluran irigasi juga sebagai upaya pengentasan kemiskinan di Banyuwangi.
Hingga saat ini telah 2.400 orang dilibatkan dalam program padat karya yang terbagi dalam 80 lokus kerja di seluruh Banyuwangi.
Ipuk mengatakan skema ini akan terus diluaskan jangkauannya dengan melibatkan sejumlah instansi lain yang memiliki program padat karya. “Dengan demikian tidak hanya pembangunan saja yang didapat, tapi juga bisa berdampak terhadap terbukanya lapangan kerja bagi warga miskin,” tambahnya.
“Meski angka kemiskinan sudah rendah, tapi berbagai hal tetap harus dilakukan sebagai bentuk intervensi. Tentu saja, tujuannya untuk kesejahteraan warga,” pungkas Ipuk.