“Untuk itu bagaimana caranya sekolah swasta bisa bersaing dengan sekolah negeri, juga tidak hanya fokus pada project pembangunan sekolah negeri tapi kita akan memperhatikan sekolah sekolah swasta yang harus kita bantu pembiayaan sehingga lebih membantu masyarakat,” kata Mas Dimyati.
Menanggapi pertanyaan panelis tentang potensi yang hilang dari penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Malang, Abah Anton berkomitmen untuk mengoptimalkan distribusi parkir yang masih memerlukan perhatian. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya insentif investasi dan kemudahan perizinan untuk menarik investor.
“Optimalisasi distribusi parkir serta pemberian kemudahan dengan mempermudah perizinan investasi di kota Malang serta mewujudkan event nasional dan internasional yang tentunya dapat meningkatkan PAD Kota Malang,” tandas Paslon Abadi.
Debat publik pertama yang diselenggarakan KPU Kota Malang ini diikuti oleh tiga paslon: Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin (nomor urut 1), Heri Cahyono-Ganis (nomor urut 2), dan Abah Anton-Dimyati (nomor urut 3).