Jember, seblang.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim, menggelar ‘Pasar Murah’ di halaman Kantor Kecamatan Sumbersari, Jember, Kamis (24/10/2024).
Dari pantauan di lapangan, sejumlah bahan pokok penting (Bapokting) seperti beras, telur, gula, dan minyak goreng dijual lebih murah dibandingkan harga di pasaran.
Selain menyediakan kebutuhan pokok dengan harga yang relatif terjangkau. Pasar murah itu juga menggandeng para pelaku UMKM untuk menjual bermacam-macam produknya.
Namun demikian, terkait dengan adanya kegiatan tersebut, dikeluhkan oleh para pelaku UMKM di lokasi setempat karena tampak sepi pengunjung.
Salah seorang pedagang UMKM berinisial AS mengatakan, adanya kegiatan pasar murah itu dinilai sepi pembeli.
“Biasanya bazar pasar murah ini kan rame, tapi kok tumben sepi pembelinya. Apa karena kurang sosialisasinya? Tentunya ya berharap ramai seperti di acara-acara lainnya,” ucap perempuan asal Kecamatan Sumbersari itu.
“Kecewalah pastinya dengan sepinya pengunjung. Semoga ada evaluasi dari pihak panitia ke depannya dan ada kesiapan juga dari panitia. Apalagi ini acara katanya dari Pemprov Jatim. Kan mestinya jangkauan informasi lebih luas,” imbuhnya.
Senada dengan AS, pedagang UMKM lainnya EK juga mengaku sepinya pembeli. Karena dagangan yang dijualnya tidak laku dan panitia dinilai belum siap dengan acara tersebut.
“Gak keren banget, biasanya beberapa kali pasar murah di Bakorwil, maupun tempat-tempat lain pembelinya banyak. Terutama di wilayah UMKM. Tapi memang hari ini saya kurang tahu, kok pembelinya satu dua orang aja,” ucap EK.
Sehingga dengan situasi tersebut, kata EK, para pedagang terpaksa harus saling bersaing untuk menawarkan jualannya. Padahal, biasanya tidak harus berlomba-lomba menawarkan.
“Apa karena tanggal tua? jadi daya pembelinya sepi. Tapi ya tidak juga sih,” ungkapnya.
Pihaknya berharap agar tidak hanya dijadikan objek komoditas saja oleh pemerintah yang menggelar acara tersebut. “Setidaknya juga dibantu apakah pimpinannya berbelanja produk-produk kami,” ujarnya.
“Saya apresiasi tadi ada ibu camat membeli produk kami. Tapi yang lainnya, yang memborong ya yang dikenalnya saja. Kalau yang tidak kenal ya enggak. Ini kan kurang baik ya,” imbuhnya.
Namun demikian, dengan kondisi sepinya pembeli. Memberikan dampak kerugian bagi para pedagang dan pelaku UMKM itu.
“Padahal di Kecamatan Sumbersari, ada beberapa kelurahan. Tapi kenapa daya belinya kurang. Otomatis ya rugi, biasanya kami berangkat berharap (minimal berimbang) modal yang dikeluarkan. Tapi jika gak sesuai dengan pendapatan, rugi bandar dong,” keluhnya.
“Belum juga semisal ada biaya operasional lain yang harus kita keluarkan. Pasar murah yang ada di (Kecamatan) Kaliwates tahun kemarin aja, ada UMKM ya banyak pembelinya. Tanggalnya di akhir bulan. Apa mungkin sosialisasinya yang kurang ya,” sambungnya menjelaskan.
Lebih lanjut EK mengatakan, gelaran pasar murah itu waktunya sangat mendadak.
“Mepet banget menurut saya. Biasanya seminggu sebelumnya pelaksanaan diumumkan. Tapi ini kira-kira kurang lebih 3-4 hari sebelumnya. Ya kita kecewa pastinya, berangkat dengan harapan dapat duit dari hasil jualan. Tapi waktu pulang cuma dapat Rp 25 ribu dari modal awal Rp 100 ribu. Gimana ini ceritanya,” ulasnya.
Sementara itu, menanggapi apa yang jadi keluhan para pelaku UMKM, Kepala Seksi Pelayanan Teknis UPTI Kayu dan Produk Kayu Pasuruan Disperindag Provinsi Jatim Hasidah Rahmi Wijayanti mengaku pihaknya melaksanakan Gelaran Pasar Murah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Jember.
“Dalam pasar murah ini kami menyediakan komoditas bapokting dari Bulog. Minyak goreng Rp 15 ribu per liter, gula pasir Rp 16 ribu per Kg, beras 5kg SPHP Rp 57 ribu, dan telur Rp 23 ribu per kilo. Untuk telur dan gula tersedia 100 kg, minyak kita 300 botol. Sedangkan untuk beras 1,5 ton,” paparnya.
Adanya pelaku UMKM di lokasi gelaran pasar murah, lanjutnya, bertujuan untuk memberdayakan para pelaku UMKM di wilayah setempat.
“Harapannya dengan menggandeng UMKM kita juga bisa mempromosikan kegiatan-kegiatan UMKM di sekitar Kecamatan Sumbersari. Karena hal ini berdampak terhadap kegiatan pasar murah kepada masyarakat,” ujarnya.
Saat ditanya terkait animo pembeli di pasar murah, Hasidah enggak berkomentar banyak.
“Untuk animo pembelinya, sesuai dengan yang kami harapkan. Tapi mungkin seperti di tempat lain yang cukup membludak. Iya di sini sepi. Acara ini juga hanya satu hari saja,” tutupnya.////////