Pasuruan, seblang.com – Ratna Indah Kurniawati, perawat Puskesmas Kecamatan Grati, Pasuruan, berhasil mengubah hidup 20 mantan penderita kusta melalui program pemberdayaan yang ia rintis. Para mantan pasien yang dulunya terisolasi kini telah menjadi pengusaha mikro yang mandiri.
“Dari 20 mantan penderita, semuanya kini memiliki mata pencaharian,” ungkap Indah panggilan akrabnya yang lahir pada 23 April 1980. Beberapa di antaranya telah sukses menjadi peternak jangkrik, penjahit, dan penyulam.
Salah satu kisah sukses datang dari Amat, penyintas kusta yang kini menjadi peternak jangkrik. “Ia mampu memanen 26 kilogram jangkrik per bulan dengan harga jual Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per kilo,” jelas Ratna.
Pencapaian ini terasa istimewa mengingat kondisi pria tersebut sebelumnya. “Dulu ia hanya bisa bergantung pada orang tua dan bekerja serabutan karena kehilangan jari-jari tangannya akibat kusta,” tutur Ratna.
Ia menambahkan, “Jari pertamanya tanggal pada 1997, diikuti jari-jari lainnya. Karena mati rasa, ia bahkan tidak merasakan sakit saat itu terjadi.”
Ratna, yang menjadi perawat sejak 2004, awalnya bertugas sebagai pengelola program kusta di Puskesmas Grati. “Saya melakukan pendataan ulang di 9 desa dan menghubungi para penderita satu per satu,” ungkapnya.
Bagi Ratna, misinya lebih dari sekadar memulihkan kesehatan. “Saya ingin membantu mereka kembali terintegrasi ke masyarakat dan memiliki kehidupan yang lebih baik,” tegasnya.
Dedikasi Ratna dalam melawan stigma dan membantu reintegrasi mantan penderita kusta ke masyarakat membuahkan hasil. Ia menjadi salah satu penerima SATU Indonesia Awards 2011 yang diselenggarakan oleh Astra.
Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, mantan penderita kusta dapat bangkit dan menjadi anggota masyarakat yang produktif. Upaya Ratna tidak hanya mengubah nasib individu, tetapi juga membawa perubahan signifikan dalam pandangan masyarakat terhadap para mantan penderita kusta.