Program Pemberdayaan Model Ipuk Fiestiandani Terbukti Nyata Pelaku UMKM dan Ekonomi Kreatif Banyuwangi Minta Dilanjutkan

by -176 Views
Cabup Banyuwangi nomor 1 Ipuk Fiestiandani saat mengunjungi tempat produksi kue tradisional khas Oesing di Kecamatan Rogojampi Banyuwangi
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Inovasi dan program pemberdayaan model Ipuk Fiestiandani terbukti nyata mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga perlu dilanjutkan.

Para Pelaku Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif di Banyuwangi terus menunjukkan tren positif. Hal tersebut tidak lepas dari dukungan dan peran serta pemerintah daerah melalui program UMKM Naik Kelas yang merupakan inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh Ipuk Fiestiandani.

iklan aston

Salah seorang pelaku UMKM yang merasakan dampak positif program tersebut adalah Kurnia Dwi Lestari (52), pemilik UMKM Anisa yang menjual beragam oleh-oleh jajanan tradisional khas masyarakat Oesing Banyuwangi.

Calon Bupati Banyuwangi nomor 1, Ipuk Fiestiandani memerlukan berkunjung di rumah produksinya yang ada di Desa Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi Jawa Timur (Jatim) pada Rabu (9/10/2024).

Saat bertemu Ipuk, Kurnia menyampaikan ucapan terima kasih atas berbagai program pemberdayaan dan bantuan yang dijalankan selama ini.

“Sejak Bu Ipuk jadi bupati 3,5 tahun terakhir, ada berbagai program untuk UMKM, berbagai pelatihan, terutama pelatihan marketing untuk meningkatkan usaha saya. Alhamdulilah dari situ saya banyak mengetahui bagaimana jualan online, sehingga pasar saya lebih luas,” ujar Kurnia.

Dia menuturkan saat memulai bisnisnya dengan hanya tiga orang karyawan. Saat itu, hanya dua macam kue yang diproduksi yaitu roti bolu dan bagiak.

Seiring berjalannya waktu saat ini, rumah produksinya mampu mempekerjakan hingga 50 karyawan. Selain itu, varian produk yang dijual juga bertambah, seperti sale pisang, rengginang, kue kering, keciput dan banyak lagi.

Produk kue tradisional yang dihasilkan tidak hanya dipasarkan di lokal Banyuwangi, namun juga tembus ke berbagai kabupaten/ kota di Indonesia. Seperti Bali, Malang, Surabaya, dan kota lainnya.

Selain menjual secara langsung, Kurnia juga memanfaatkan platform digital atau online seperti Shopee, Bukalapak, dan Instagram untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.

“Ini juga tidak terlepas dari pelatihan-pelatihan yang kami terima. Saat Bu Ipuk menggelar program Bupati Ngantor di Desa
(Bunga Desa) saya juga mendapat pelatihan peningkatan UMKM,” tambahnya.

Bukan hanya pelatihan, Kurnia juga mendapatkan kemudahan dalam proses perizinan usaha yakni pangan Industri Rumah Tangga (PIRT ) dan sertifikasi produk halal. “Selain pelatihan, perizinan juga sangat dipermudah, Alhamdulillah. Saya berharap program-program pemberdayaan UMKM dan ekonomi kreatif yang konkrit ini harus dilanjutkan,” pinta Kurnia .

Sementara itu, Cabup Banyuwangi nomor 1 Ipuk Fiestiandani menyatakan komitmennya untuk terus mendukung UMKM dan ekonomi kreatif di Banyuwangi agar naik kelas. Berbagai program pelatihan dan pendampingan UMKM akan terus dijalankan.

“Pelatihan dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian UMKM Banyuwangi,” kata Ipuk.

Selain pelatihan, Ipuk juga akan melanjutkan berbagai program bantuan alat usaha seperti Warung Naik Kelas (Wenak), Kanggo Riko, serta bantuan alat usaha bagi warga kurang mampu. Total telah ada lebih dari 6.000 alat usaha dibagikan ke warung rakyat, warga kurang mampu, dan kelompok perempuan kepala keluarga.

“Program bantuan alat usaha diharapkan bisa terus meningkatkan usaha-usaha rakyat agar semakin eksis dan berkembang,” ujar Ipuk.

Berbagai program yang digulirkan tersebut telah membawa dampak positif. Perekonomian Banyuwangi tumbuh dari 4,43 persen pada 2022, menjadi 5,03 persen 2023.

Kemudian angka kemiskinan juga turun dari 7,51 persen (2022) menjadi 7,34 persen (2023), dan 6,54 di 2024. Demikian pula pendapatan perkapita Banyuwangi juga mengalami peningkatan dari Rp. 53,822 juta tahun 2022 menjadi Rp. 58,086 juta pada 2023.

No More Posts Available.

No more pages to load.