Dinas PU Pengairan Banyuwangi Dukung Tradisi Bubak Bumi, Wujud Sinergi dengan Petani

by -407 Views
Wartawan: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono
kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo yang juga sebagai Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuwangi saat membuka acara.
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi memperlihatkan dukungannya terhadap sektor pertanian melalui partisipasi dalam tradisi Bubak Bumi. Ritual doa bersama menyambut awal musim tanam ini digelar di Dam Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Senin (30/09/2024).

Guntur Priambodo, yang menjabat sebagai Kepala Dinas PU Pengairan sekaligus Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuwangi, membuka acara yang diikuti oleh 275 petani anggota Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) se-Banyuwangi. “Bubak Bumi adalah tradisi petani saat memulai masa tanam. Tidak hanya di Dam besar seperti Karangdoro, tapi juga di dam-dam kecil,” jelas Guntur.

iklan aston

Pemilihan Dam Karangdoro sebagai pusat acara bukan tanpa alasan. Guntur menerangkan, “Dam ini merupakan yang terbesar di Banyuwangi, mampu mengairi 16.165 hektar sawah di 9 kecamatan: Tegalsari, Bangorejo, Pesanggaran, Siliragung, Cluring, Purwoharjo, Muncar, Gambiran, dan Tegaldlimo.”

Lebih lanjut, Guntur memaparkan sejarah Dam Karangdoro. “Dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1921, dengan Ir. Sutedjo, insinyur Indonesia, sebagai pimpinan proyek,” tuturnya. Ia juga menceritakan bencana banjir 1929 yang dikenal sebagai “Belabur Senin Legi“, yang merusak dam dan menjadi cikal bakal tradisi Bubak Bumi.

Riza Al Fahrobi, Sekretaris Dinas PU Pengairan, menambahkan bahwa Dam Karangdoro merupakan sumber pengairan terbesar di Banyuwangi dan Jawa Timur. “Pengelolaannya melibatkan kolaborasi Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Balai Besar Brantas, dan Dinas PUSDA wilayah Sungai Sampean Baru, mengingat statusnya sebagai kewenangan pemerintah pusat,” jelasnya.

Acara ini juga menampilkan prosesi menuangkan dawet ke sungai, simbol harapan agar air melimpah untuk pertanian. Para petani kemudian menikmati 100 tumpeng bersama-sama sebagai ungkapan syukur.

Kehadiran pejabat tinggi Dinas PU Pengairan dalam Bubak Bumi menegaskan komitmen instansi ini dalam mendukung sektor pertanian. Dengan memadukan pendekatan teknis dan kultural, Dinas PU Pengairan Banyuwangi berupaya menjaga keseimbangan antara modernisasi infrastruktur dan pelestarian tradisi lokal.

Tradisi Bubak Bumi tidak hanya menjadi ajang doa bersama, tetapi juga sarana memupuk keguyuban dan persaudaraan di antara petani. Melalui acara ini, Dinas PU Pengairan Banyuwangi menunjukkan perannya yang vital dalam mendukung produktivitas pertanian dan melestarikan warisan budaya masyarakat Banyuwangi. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.