Sekda Banyuwangi Gelar Monev Bersama Dishub dan Dihadiri Para Sopir Angkot

by -883 Views
Sekda Banyuangi Ir Mujiono bersama supir angkot
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuwangi, Ir. Mujiono, melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi di Terminal Brawijaya, Kamis (5/9/2024). Kegiatan ini turut dihadiri oleh para sopir angkutan umum yang tergabung dalam Koperasi Paguyuban Perjuangan.

Dalam monev tersebut, Ir. Mujiono menekankan pentingnya pembinaan kepada para sopir angkutan umum, terutama dalam melayani kebutuhan transportasi bagi pelajar, khususnya yang berasal dari keluarga kurang mampu.

iklan aston

“Anak-anak yang tidak memiliki kendaraan pribadi harus mendapatkan pelayanan transportasi umum yang baik, dan pemerintah daerah wajib menyediakan fasilitas angkutan gratis untuk mereka terutama dari keluarga kurang mampu,” ujar Mujiono yang didampingi Plt Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi I Komang Sudira,.

Sekda juga mendengarkan masukan dari perwakilan Koperasi Perjuangan yang mengusulkan agar titik-titik angkutan diperluas demi mencapai pelayanan yang lebih merata dan meningkatkan kesejahteraan para sopir. “Semakin banyak titik angkutan yang dilayani, maka semakin bagus. Ini juga untuk mendukung kesejahteraan para sopir,” tambahnya.

Mujiono juga mengakui tantangan yang dihadapi angkutan umum dalam memenuhi kebutuhan wisatawan. “Kebanyakan wisatawan mencari kendaraan yang lebih nyaman, sehingga angkutan umum konvensional kadang kurang diminati. Ini tantangan bagi kita untuk menyiapkan angkutan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mujiono menyinggung pentingnya pengembangan angkutan di area perumahan yang belum terlayani oleh transportasi umum. Ia akan mengkaji dan menyiapkan sistem angkutan yang terorganisir, dengan titik jemput dan antar yang jelas bagi warga perumahan.

Sekda Banyuwangi juga menyoroti pentingnya memanfaatkan peluang dengan banyaknya kelompok pengajian yang sering kali melakukan kegiatan. “Harapannya rombongan kelompok pengajian ini memanfaatkan angkutan umum ini, tentunya dengan kemudahan akses melalui call center yang disediakan. Dengan begitu dapat meningkatkan pendapatan sopir angkot,” katanya.

Mengenai kondisi armada angkutan di Banyuwangi, Mujiono mencatat bahwa dari total 240 unit, hanya sekitar 100 yang masih beroperasi. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara biaya operasional dan pendapatan.

“Kita harus mengevaluasi bersama bagaimana meningkatkan operasional armada yang ada, serta mempertimbangkan upgrade pada bentuk angkutan yang ada agar tetap kompetitif, apalagi dengan adanya rencana pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan kereta api yang menghubungkan Banyuwangi dengan Jakarta yang tentunya akan mendatangkan banyak orang,” ujarnya.

Mujiono juga menyinggung pentingnya digitalisasi dalam sektor transportasi, seiring dengan era transformasi digital yang tengah berlangsung. Namun, ia menekankan bahwa langkah ini harus dibarengi dengan pembinaan sumber daya manusia dan penyiapan sistem yang matang. “Kita harus mulai dari bawah, dengan sosialisasi dan pelatihan yang tepat, sehingga saat digitalisasi dijalankan, semua bisa mengoperasikannya dengan baik,” pungkasnya./////

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.