YY, perwakilan peserta mengatakan, hal ini merupakan bentuk kekecewaan warga Dusun Rejosari, khususnya Rt 02 Rw 01, karena sudah puluhan tahun jalan ini tidak pernah mendapat program pembangunan, baik pavingisasi maupun pengaspalan jalan.
Sementara kewajiban warga terkait Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) warga tak pernah telat. Namun timbal balik dari kesadaran warga dari pembayaran pajak tersebut tidak pernah didapat warga.
“Iya ini bentuk kekecewaan kita, pajak mahal tapi kondisi jalan seperti ini, kami sangat nyidam jalan ini diaspal,” terang YY, disela karnaval berlangsung.
Bahkan saking parahnya menurut YY, Tanggal 29 November Tahun 2021 lalu, warga juga pernah melakukan protes, hampir di sepanjang jalan ditanami pisang. Namun, sampai saat ini harapan warga belum mendapat respons positif.
“Dulu pernah demo, tapi ya itu gak ada respon, yang jelas kami ingin harapan kami segera terealisasi, kami nyidam jalan penghubung dua desa dua kecamatan ini segera mendapat perhatian, dan dilakukan perbaikan atau pembangunan jalan,” harap YY, mewakili peserta karnaval dusun setempat.**