Kemeriahan Parade Busana Adat Nusantara Warnai Upacara Kemerdekaan RI di Banyuwangi

by -346 Views
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Upacara Peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI pada Sabtu (17/8/2024). Peringatan proklamasi kali ini dihiasi dengan parade busana adat nusantara yang memukau.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani tampil mengenakan busana adat Minang Koto Gadang, Sumatera Barat, lengkap dengan penutup kepala khas yang disebut tingkuluak talakuang. Pilihan busana ini mencerminkan falsafah adat Minangkabau “adaik basyandi syarak, syarak basandi kitabullah“, yang menekankan integrasi antara adat dan nilai-nilai keagamaan.

iklan aston
iklan aston

“Busana ini saya rasa selaras dengan kultur masyarakat Banyuwangi, di mana agama menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai pemimpin daerah, saya berkewajiban menjaga dan melestarikan harmonisasi antara adat dan agama dalam kehidupan masyarakat Banyuwangi,” ujar Ipuk.

Para undangan yang hadir juga mengenakan busana adat dari berbagai daerah di Indonesia. Wakil Bupati Sugirah terlihat anggun dalam balutan busana adat Jawa, sementara Sekda Mujiono gagah dengan busana adat Bugis. Beberapa undangan lainnya mengenakan busana adat Papua, Bengkulu, hingga Dayak, menciptakan pemandangan yang kaya akan keberagaman budaya.

Ipuk menekankan, “Keberagaman ini mengingatkan kita bahwa bangsa Indonesia dibangun dari kebhinekaan yang kemudian dipersatukan dalam tekad sebagai bangsa Indonesia.”

Lebih lanjut, Bupati Ipuk menyatakan bahwa HUT Kemerdekaan RI merupakan momentum bagi seluruh warga untuk meneguhkan kembali segala daya dan pikiran guna memajukan bangsa dan memperkuat karakternya. Semangat gotong royong, menurutnya, harus menjadi landasan bagi semua pihak dalam membangun bangsa.

Dalam upayanya menangani kemiskinan, Bupati Ipuk telah meluncurkan berbagai program inovatif. Di antaranya adalah program ASN Peduli, di mana ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) Banyuwangi bergotong royong membantu warga kurang mampu. Selain itu, Program Banyuwangi Berbagi juga diinisiasi untuk mengajak berbagai elemen masyarakat berkolaborasi dalam menuntaskan masalah kemiskinan di Banyuwangi.

“Saat awal kami menjabat pada 2021, angka kemiskinan berada di 8,07 persen. Alhamdulillah, berkat gotong royong semua pihak, dalam tiga tahun angka tersebut turun menjadi 6,54 persen. Mari kita terus perkuat ikatan ini. Bersama, kita kuat,” tutup Ipuk dengan penuh semangat. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.