Banyuwangi, seblang.com – Dalam persiapan menghadapi Etape 2 Tour de Banyuwangi Ijen 2024, para pembalap telah mengintensifkan strategi dan latihan khusus mereka.
Etape kedua ini menyajikan tantangan yang berbeda, dengan rute sepanjang 153 kilometer yang membentang dari Pantai Pancur di Taman Nasional Alas Purwo hingga ke pusat kota Banyuwangi, tepatnya di Kantor Pemerintah Kabupaten.
Karakteristik rute yang dikategorikan sebagai hilly ini menghadirkan medan berbukit-bukit yang menantang bagi para peserta.
Clark Boris, pembalap asal Selandia Baru yang mewakili St. George Continental Cycling Team (Australia), menyatakan kesiapannya menghadapi King of Mountain (KoM) Songgon di etape ini. “Saya sudah berlatih sesuai kondisi yang ada disini (TdBI), dan saya yakin bisa kembali berada di podium. We’ll see,” ungkap Boris, yang sebelumnya berhasil meraih posisi kedua tercepat di etape pertama.
Ryan Cavanagh dari Kinan Cycling Team (Jepang), pemenang seluruh kategori di etape pertama, menekankan fokusnya pada pemulihan kondisi fisik. “Race yang ditempuh menguras tenaga, karena sangat panjang. Fokus saya sekarang adalah recovery, dan saya yakin itu kunci ke depannya,” jelas Cavanagh.
Rute etape kedua dimulai dari Pantai Pancur, menawarkan pemandangan laut sebelum memasuki jalur yang lebih menantang melewati kawasan hutan purba Alas Purwo.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan, rute ini memadukan antara olahraga, alam, dan budaya. “Alas Purwo sendiri juga masuk ke dalam Ijen Geopark yang telah diakui Unesco,” kata Ipuk
Ipuk berharap agar para pembalap dan penonton dapat mengapresiasi keindahan alam Banyuwangi sambil menikmati ketegangan kompetisi. “Jadi bukan hanya menguji adrenalin, Tour de Ijen kami manfaatkan untuk mengenalkan keindahan alam dan budaya yang masih kuat di Banyuwangi,” tambahnya.
Guntur Priambodo, Chairman TdBI, menjelaskan bahwa tantangan utama etape kedua terletak pada segmen KoM di daerah Songgon. “Kenaikan mencapai 418 meter dan elevasi 7 persen, ini akan menjadi bagian paling menantang dari etape ini, membutuhkan kekuatan dan strategi yang baik dari para pebalap untuk memenangkan poin bagi para climber,” papar Guntur.
Selain KoM Songgon, rute ini juga mencakup tiga titik Intermediate Sprint yang berlokasi di Bandara Blimbingsari (kilometer 45,7), SMPN 2 Genteng (kilometer 91,8), dan Pasar Srono (kilometer 118,9).
Guntur menekankan perbedaan karakteristik antara etape pertama dan kedua. “Etape 1 mungkin memang panggungnya sprinter, tapi di etape 2 ini berbeda. Yang bisa kombinasi dan interval timenya bagus, dia yang juara. Bisa jadi yang juara etape 1 belum tentu juara di etape 2,” pungkasnya. //////