Gotong Royong Desa Ubah Nasib Mantan Pekerja Migran di Banyuwangi melalui Desbumi

by -2426 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.comDesa Peduli Buruh Migran (Desbumi) di Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, menjadi contoh inspiratif pemberdayaan mantan pekerja migran. Pasalnya, tidak semua pekerja migran kembali ke tanah air dalam keadaan bergelimang harta. Banyak dari mereka yang pulang tanpa tahu harus berbuat apa.

Melalui gotong royong dan kolaborasi lintas instansi dan organisasi antara lain, Migrant Care, pemerintah desa, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), masyarakat, dan komunitas keluarga pekerja migran, Desbumi berhasil membantu puluhan mantan pekerja migran menemukan mata pencaharian baru di tanah air.

Program ini tidak hanya memberdayakan secara ekonomi, tetapi juga memberikan perlindungan dan dukungan komprehensif bagi para pekerja migran yang tidak ingin lagi mengadu nasib ke luar negeri. Layanan yang disediakan mencakup informasi, pengurusan dokumen, pengaduan kasus, sosialisasi migrasi aman, dan pendataan migran secara reguler.

Di Tegaldlimo banyak UMKM mempekerjakan dan melatih para mantan pekerja migran. Industri yang terlibat antara lain pembuatan tas anyaman, makanan olahan seperti kripik tempe, krupuk puli, rengginang, jajanan jipang beras jawa, kacang, sambal, jamu tradisional, dan minuman dari jamur kombucha.

Total 52 mantan pekerja migran bergabung dalam program ini. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu Sinar Migran di Desa Tegaldlimo, Barokah Migran di Desa Wringinpitu, Sukses Migran di Desa Kedung Gebang, Asri Migran di Desa Kedung Asri, dan Pelangi Migran di Desa Kendalrejo.

Siti Khotimah, mentor dan pelatih tas anyaman kelompok Sinar Migran, mengatakan, sangat terbantu dengan adanya teman-teman kelompok migran ini. “Jika kelompok saya tidak mampu memenuhi permintaan pasar, maka saya akan mengambil dari kelompok-kelompok yang lain.”

Khotim, yang merupakan pengusaha tas anyaman bambu, melatih para mantan pekerja migran cara membuat tas anyaman. “Setelah bisa membuat tas anyaman, mereka mengerjakan di rumah masing-masing agar bisa dekat dengan keluarga. Setelah jadi baru disetorkan pada kami,” jelasnya.

Seorang mantan pekerja migran bisa membuat sekitar 10 tas, tergantung kemampuan. Penghasilan mereka berkisar antara Rp 2 hingga 3 juta per bulan dari pembuatan tas. Tas-tas ini dikirim hingga ke Yogyakarta, Bali, dan Lampung.

Uut Rohimatin, relawan Desbumi, menjelaskan bahwa Kecamatan Tegaldlimo merupakan salah satu kantong pengirim pekerja migran di Jawa Timur, dengan negara tujuan seperti Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Arab Saudi.

“Anggapan orang selama ini kalau pulang dari luar negeri pasti banyak uang atau mampu secara ekonomi. Tapi ternyata tidak selalu seperti itu. Kadang rumah memang terlihat mewah, tapi ternyata untuk makan sehari-hari saja mereka susah,” ungkap Uut.

Ia menambahkan, biasanya, mereka yang pulang kembali ke daerahnya itu bingung mau apa. “Mereka kami ajak bergabung, sehingga mereka bisa berdaya dengan yang lain.”

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, yang mengunjungi Desbumi dalam program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Tegallimo, Senin (15/7/2024), sangat mengapresiasi upaya ini. “Saya sangat mengapresiasi effort dari para relawan yang mendampingi dan melatih mereka sehingga bisa survive,” kata Ipuk.

Ipuk juga meminta OPD terkait untuk memberikan pendampingan dan bantuan program peningkatan usaha mikro yang selama ini digulirkan, seperti pendampingan melalui UMKM Naik Kelas, bantuan usaha Warung Naik Kelas, bantuan Kanggo Riko, dan program-program lainnya.

“Dengan program-program itu bisa kian menguatkan para mantan pekerja migran untuk meningkatkan perekonomian mereka,” tambah Ipuk. (*)

iklan warung gazebo