Sebagai bidan di kawasan terluar, Misiyati dan timnya sering melakukan jemput bola untuk memberi layanan kesehatan. “Tiap pekan, setiap bidan pasti turun ke lapangan melakukan pemeriksaan ke warga. Selain layanan Posyandu, mereka juga memberikan layanan stunting, pemeriksaan ibu hamil resiko tinggi, anak kurang gizi, dan lainnya,” jelasnya.
Misiyati juga menceritakan pengalamannya menangani kasus ibu hamil yang viral karena melahirkan di depan Rumah Bersalin. Ibu tersebut merupakan pasien berisiko tinggi yang telah mendapat pemeriksaan rutin. “Hasil pemeriksaan sebelum melahirkan kondisi ibu dan bayinya baik,” katanya.
Bidan lainnya, Mustotafidatuz Zuro’ (29), menjelaskan sistem kerja di Rumah Bersalin. “Dibagi dua shift mulai pukul 14.00 hingga 20.00 malam, dan pukul 20.00 hingga 07.00 pagi,” kata bidan yang kini berstatus PPPK tersebut.
Fida mengakui beban kerja yang cukup berat. “Ya seringkali sudah jaga sore atau malam, kalau waktunya periksa poskesdes atau waktunya posyandu ya kita langsung berangkat,” ujarnya.
Untuk menunjang pelayanan kesehatan, Pemkab Banyuwangi telah menyediakan ambulan Triton dan motor KLX untuk akomodasi petugas keliling. Keberadaan Rumah Bersalin dan fasilitas pendukungnya sangat membantu para bidan dalam memberikan layanan kesehatan optimal bagi masyarakat di daerah terluar Banyuwangi.