Banyuwangi, Seblang.com– Polemik soal ploting dana hibah pembinaan olahraga yang diterima cabor dari KONI Banyuwangi ternyata tidak hanya muncul pada pengurus Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Banyuwangi dan Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Kabupaten Banyuwangi.
Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI ) Banyuwangi juga mempertanyakan anggaran KONI Banyuwangi yang mengalir terlalu kecil untuk pembinaan sepakbola dan futsal.
Menurut Pelatih Sepakbola Klub Putra Candi, Yosomulyo Kecamatan Gambiran Banyuwangi, Sapto Handoyo, sempat menyoal masalah minimnya anggaran dari KONI yang diterima Askab PSSI Banyuwangi ketika pertemuan pegiat sepakbola di sebuah warung di Desa/Kecamatan Singojuruh.
Sapto Handoyo yang akrab disapa Yoyok saat dikonfirmasi wartawan menegaskan bahwa anggaran Rp. 33 juta dari KONI Banyuwangi tahun 2024 tidak akan cukup untuk menggelar kompetisi.
Padahal dalam pertemuan pada Minggu 30 Juni 2024 malam di Desa Singojuruh Askab PSSI Banyuwangi akan menggulirkan Copa Banyuwangi. “Untuk Liga 1 dan Liga 2 saja tidak cukup. Karena yang sudah kita selenggarakan setiap liga menghabiskan anggaran 30 juta per kelompok umur,” ungkap Yoyok, Senin (1/7/2024).
Menurutnya, kalau Liga 1 dan Liga 2 bergulir paling tidak dibutuhkan anggaran kurang lebih Rp. 60 juta. Sementara anggaran yang diterima dari KONI Banyuwangi cuma Rp. 33 juta. “Takutnya kalau kita memaksakan penyelenggaraan yang besok ini, klub – klub khawatir akan berhenti di tengah jalan,” ujarnya.
Informasi yang diterima Seblang.Com, dalam pertemuan internal Askab PSSI Banyuwangi itu sempat muncul usulan untuk mengembalikan anggaran dana KONI Banyuwangi.
Sementara Ketua Askab PSSI Banyuwangi Agung Setyo Wibowo yang dikonfirmasi wartawan mengaku siap mengikuti keputusan Rapat Exco meskipun dirinya tidak hadir karena ada tugas ke Yogyakarta. “Prinsipnya kami siap mengikuti apapun hasil rapat yang diputuskan di Singojuruh itu. Kami akan melakukan koordinasi,” ujar Agung.
