Lebih lanjut, Ipuk menambahkan, “Dengan terkoneksi ke UNESCO, Geopark Ijen dan Banyuwangi akan bisa lebih dikenal secara internasional dan yang paling penting mendorong Banyuwangi untuk mengembangkan konsep pembangunan berkelanjutan.”
Pre-event di Banyuwangi dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Banyuwangi Mujiono. Rangkaian acara meliputi Youth Program & Poster Exhibition, Geopark Youth Camp Festival, Field Trip Ijen Geopark, International Geopark Symposium, dan International Community Service.
M Farid Zaini, Ketua Jaringan Geopark Indonesia, menekankan fokus pre-event tahun ini pada youth forum. “Program ini diikuti 160 anak muda dari berbagai kalangan di Indonesia. Mereka berasal dari Jaringan Geopark Indonesia, berbagai perguruan tinggi di Indonesia, instansi, dan organisasi kepemudaan lainnya,” jelasnya.
Farid juga menegaskan bahwa geofest bukan sekadar ajang berbagi ilmu. “Salah satu esensi dengan menjadi UGG adalah kita bisa berjejaring, memanfaatkan jejaring yang ada. Karena dengan begitu akan menjadi lebih menikmati semua perjalanan perkembangan geopark bersama-sama,” tambahnya.
Dengan menjadi tuan rumah pre-event Geotourism Festival, Banyuwangi semakin memantapkan posisinya dalam jaringan geopark global. Langkah ini diharapkan dapat memacu pengembangan pariwisata berkelanjutan di wilayah tersebut.