Banyuwangi, seblang.com – Para ibu rumah tangga di Banyuwangi tengah mengasah kemampuan baru. Mereka dilatih untuk dapat melakukan mitigasi ketika terjadi insiden kebakaran. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan setempat.
Melalui sesi teori dan praktik, para peserta diajarkan langkah-langkah awal penanganan kebakaran, terutama yang kerap terjadi di area dapur. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menginisiasi program ini untuk mencegah terjadinya musibah yang lebih besar.
“Aktivitas ibu-ibu sehari-hari banyak bersinggungan dengan dapur dan peralatan listrik. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memahami cara meminimalisir risiko kebakaran dan penanganannya,” terang Ipuk saat menghadiri acara Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Gumuk, Kecamatan Licin, Kamis (30/5/2024) lalu.
Sekitar 50 ibu rumah tangga antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka mempraktikkan cara memadamkan api dari benda terbakar dan tabung elpiji yang mengeluarkan api dengan didampingi instruktur.
Ipuk berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kewaspadaan para ibu rumah tangga terhadap bahaya kebakaran yang kerap dipicu kelalaian manusia, seperti lupa mencabut stop kontak listrik atau mematikan kompor.
Salah satu peserta, Dwi Susanti, merasa mendapat banyak pengetahuan berharga. “Sekarang saya tahu cara memadamkan api dengan benar agar tidak cepat menyebar dan diingatkan untuk tidak panik saat terjadi kebakaran,” ujarnya.
Ditambahkan Plt. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan, kebakaran yang disebabkan oleh percikan api umumnya selalu dimulai dari kecil. “Dengan pengetahuan dasar yang diberikan, ibu-ibu diharapkan bisa mencegah kebakaran yang lebih besar. Minimal mereka tidak panik dan bisa segera melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir risikonya,” ujar Yoppy.
Misalnya kebakaran kompor tidak dianjurkan untuk dipadamkan menggunakan air. Tetapi bisa menggunakan handuk, selimut, atau karung goni basah. “Jika kebakaran menimpa suatu benda, segera pisahkan benda-benda itu dari benda lain di lingkungan tersebut agar tidak menjalar dan menjadi lebih besar apinya,” kelas Yoppy.
Untuk menghindari terjadinya kebakaran, ibu-ibu diminta untuk lebih berhati-hati. Jangan meninggalkan setrika dalam keadaan hidup, lupa mematikan kompor saat tidak digunakan, atau membakar sampah sembarangan. “Saat di rumah matikan segera instalasi listrik jika tidak digunakan, dan kenali jenis kebakaran itu sendiri,” imbuhnya.
Selain ibu-ibu rumah tangga, di tiap program Bunga Desa, pelatihan tanggap bencana juga diberikan kepada para siswa se-Banyuwangi. Tak hanya tentang mitigasi kebakaran, mereka juga diajarkan tentang upaya penyelamatan saat terjadi bencana alam. Seperti gunung meletus, banjir, tanah longsor, banjir, dan sebagainya.///////