“Apalagi di jember ini angka cerai, setiap tahun ada sebanyak kurang lebih 8 ribu pasang. Persoalannya karena banyaknya masyarakat yang melakukan pernikahan dini. Maka dari itu, hal ini tidak akan pernah usai kalau tidak segera kita cegah,” ujarnya.
Sehingga pihaknya berharap, melalui Festival Kepemimpinan Perempuan itu. Dapat dapat melakukan suatu kolaborasi dengan Pemkab Jember.
“Kalau ibu-ibu Kader Fatayat NU semisal mendapati warganya yang sedang ada persoalan terkait pernikahan dini. Maka tugas kita perlu melakukan pembinaan dan pembimbingan,” ungkap Hendy.
“Karena akibat dari pernikahan dini, tidak lama mereka akan berpisah. Kemudian secara fisik, anak perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun lebih beresiko mengalami komplikasi kehamilan,” sambungnya.
Lebih lanjut Hendy menambahkan, Pemkab Jember akan mensupport para kader Fatayat NU untuk mencegah pernikahan dini.
“Termasuk tekan angka stunting, AKI dan AKB juga harus kita cegah. Serta kedepannya bagaimana pastinya ibu-ibu ini bisa membuat suatu program pembinaan dan bimbingan, yang nantinya kita sinergikan dengan OPD-OPD lainnya,”
“Pemkab jember tidak mampu kalau melakukan sendirian. Itu akan sulit terjadi, tingkat keberhasilannya mungkin bisa jadi tidak akan maksimal. Maka dari itu pentingnya suatu kolaborasi dan sinergi,” pungkasnya.