Menurut Kepala Desa Semboro Antoni gelaran kirab budaya tersebut, rutin diadakan setiap tahunnya. Sebagai bentuk ungkapan syukur masyarakat setempat.
“Acara kami ini, rutin setiap tahun digelar. Istilahnya itu ungkapan syukur warga untuk bersih desa. Tidak bermaksud tertentu. Hanya bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena umur desa kita juga sudah sekitar 117 tahun,” ucap Antoni saat dikonfirmasi sejumlah wartawan disela kegiatannya.
Untuk gelaran kirab budaya tumpeng klepon itu, jumlahnya menyesuaikan dengan umur desa tersebut.
“Tentunya sebagai penanda jumlah umur desa kami, sekitar 117 tahun. Kue Klepon ini disusun dan dikemas dalam bentuk gunungan tumpeng. Juga diiringi warga yang memakai baju-baju adat khas Jawa,” ujarnya.
Kata Antoni, adanya gelaran tersebut diharapkan menjadi destinasi wisata baru. Sehingga semakin menambah jujugan wisata bagi masyarakat yang datang ke Jember.
“Di Jember kan ada JFC, ada juga Kota Cerutu Internasional. Nah di Semboro ada kirab budaya dan arak-arakan jajan Klepon,” ulasnya.
“Apalagi jajaran tradisional klepon ini mempunyai filosofi tersendiri menurut warga di Desa Semboro. Dan sekarang sengaja diarak sebagai ungkapan rasa syukur kita,” ungkapnya.
“Soal filosofinya kue klepon ini, mempunyai makna mampu merekatkan segala elemen yang ada di Desa Semboro. Dari berbagai warna bermacam unsur mampu merekatkan diri, sehingga menjadi desa yang makmur dan berjaya,” sambungnya menjelaskan.
Namun demikian, sekitar dua tahun saat pandemi Covid, acara yang dikemas dalam bentuk kirab budaya itu sempat tidak digelar.
“Sekitar tahun 2020-2022, karena kan masih pandemi Covid. Harus jaga jarak dan tidak berkerumun. Alhamdulillah sejak tahun lalu, dan tahun ini digelar lagi,” tutupnya.
Terpisah, Camat Semboro, RB Abdul Kadir menyampaikan, terkait adanya giat kirab budaya dan arak-arakan Jajan Pasar Klepon. Semakin memperkaya kebudayaan di Jember yang dikenal dengan sebutan Pandalungan.
“Yang pasti ini untuk mengangkat ekonomi rakyat dan juga mendukung UMKM setempat. Juga menjadi kekhasan di masing-masing wilayah di Jember. Kan Jember itu dikenal dengan Pandalungan, ada budaya Madura, Jawa, Cina, Sunda, dan lain-lain,” ucap RB Abdul Kadir.
“Jadi kalau setiap daerah atau desa punya banyak potensi. Kan semakin ramai destinasi wisata ke Jember ini,” imbuhnya.
Perlu diketahui, pasca kegiatan kirap budaya gunungan klepon dan arak-arakan selesai. Jajanan tradisional yang berbahan tepung ketan dan berisi gula merah cair itu.
Dibagikan secara gratis kepada warga dan pengunjung yang datang ke Balai Desa Semboro. Sebagai bentuk syukur dan keakraban antar warga setempat.