Jember, seblang.com – Sebagai bentuk kepedulian dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy Karyono menyerahkan beberapa bantuan. Salah satunya yakni penyerahan santunan kematian kepada 8 petugas Pemilu 2024, di Kabupaten Jember.
“Bencana ini ada dua, bencana alam dan bencana sosial. Kita sebut mereka sebagai pahlawan. Kenapa? Karena para petugas ini bekerja tanpa memikirkan kesehatannya. Hingga petugas ini ada yang meninggal dunia,” ucap Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat dikonfirmasi sejumlah wartawan usai pemberian bantuan di Kantor Kelurahan Tegal Besar, Rabu (6/3/2024).
“Tentunya ini bagian dari kepedulian pemerintah, ternyata kalau dilihat dari mekanisme dan aturannya. Para petugas pemilu yang meninggal dunia ini ada di bagian penerima BTT (Bantuan Tidak Terduga). Karena ini merupakan bencana sosial atau bencana yang tak terduga,” sambungnya menjelaskan.
Namun demikian, kata Adhy, Pemprov Jatim juga ikut merasakan duka cita. “Kami memberikan sejumlah santuan itu bukan berarti apa-apa. Tapi kami turut prihatin dan berduka sedalam-dalamnya,” ujarnya.
Atas nama Pemprov Jatim, Pj Gubernur juga berterimakasih atas jasa pahlawan demokrasi. Telah menyelesaikan tugasnya dalam Pemilu dengan damai.
“Totalnya ada 75 orang yang meninggal dunia. Yakni terdiri dari petugas KPPS, Pengawas Pemilu, Petugas Saksi, dan juga ada 2 orang warga yang meninggal pada saat pencoblosan. Sedangkan di jember ada 8 orang. Saya kira, ini jumlah yang cukup besar, dibandingkan dengan Pemilu 5 tahun yang lalu. Betapa lelahnya pesta demokrasi ini,” kata Adhy.
“Sehingga bantuan sebesar Rp 10 juta ini langsung kami serahkan. Agar lebih cepat lebih baik, jangan sampai terlalu lama menunggu-menunggu,” tandasnya.
Terpisah, terkait bantuan yang berikan kepada petugas Pemilu 2024. Salah satu ahli waris dari Almarhum Abdul Wafi, warga Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember. Berterimakasih kepada pihak Pemerintahan yang telah memberikan bantuan.
“Intinya saya mengucapkan terimakasih kepada semua pemerintah atas pemberian bantuan kepada kami,” ucap ahli waris Niwati.
Ia menceritakan, saat menjadi petugas Linmas pada Pemilu 2024. Suaminya meninggal dunia karena kelelahan.
“Bapak (suaminya) waktu itu kecapean dan kurang istirahat. Nah waktu pulang kerumah sempat bilang capek sama saya, kemudian istirahat sejenak. Terus tidak bangun lagi dan meninggal dunia itu. Tugasnya kapan hari di TPS wilayah Kecamatan Sumberjambe,” pungkas ibu satu anak itu.