Jember, seblang.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Puspayoga memberikan tanggapan terkait tingginya fenomena kasus perceraian di Jember masih terbilang tinggi.
Bahwa banyak faktor yang memicu kasus perceraian di Jember. Namun demikian, salah satunya yang paling dominan karena perkawinan di usia muda.
“Sebenarnya kan salah satunya kalau kita melihat angka perceraian tinggi, karena perkawinan di usia anak. Itu tercatat angkanya sekitar 18 ribu perkawainan anak, kemudian 6 ribu angka perceraian,” ucap Ayu saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Aula PB Sudirman Pemkab Jember, Rabu (21/2/2024).
Sehingga melihat fenomena tersebut, hal itu menjadi tolak ukur bahwa anak perempuan secara fisik belum siap mengandung dan melahirkan.
Oleh karena itu, dengan perkawinan diusia muda, maka akan memiliki dampak negatif yang sangat banyak.
“Artinya apa? ini kan mereka tidak siap, dari sisi mental, ekonomi, sosial dan masih banyak hal. Maka hulunyalah yang harus kita cegah,” ujarnya.
“Untuk pencegahannya seperti apa? Seperti pencegahan perkawinan anak. Ketika usia mereka sudah matang, saya yakin dan percaya perceraian itu bisa diminimalisir,” sambungnya menjelaskan.
Perlu diketahui, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Puspayoga menargetkan tahun 2024 angka perkawinan anak bisa turun hingga 8,4 persen.
Sehingga, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberdayakan beberapa Provinsi yang angka perkawinan anaknya tinggi. Untuk kemudian, melakukan gerakan pencegahan melalui penandatanganan Pakta Integritas Gerakan Bersama Stop Perkawinan Anak.////