TKW Asal Jember Ditemukan Meninggal di Malaysia, Diduga Jadi Korban Pembunuhan

by -1312 Views
Wartawan: Fitri
Editor: Herry W. Sulaksono
Pihak keluarga korban saat dikonfirmasi dirumah duka.
iklan aston

Jember, seblang.com – Seorang TKW bernama Windri Nur Fadila asal Dusun Babatan, Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Jember, dikabarkan meninggal dunia.

Gadis yang berprofesi sebagai cleaning service itu, diduga menjadi korban pembunuhan di Desa Mentari Blok V, Petaling Jaya, Selangor, Malaysia.

iklan aston

Terkait kematian korban, saat ini petugas kepolisian di Malaysia masih menyelidiki kasus yang menimpa gadis berumur 19 tahun itu.

Camat Jenggawah, Endro Lukito saat dikofirmasi diruangan kerjanya, Selasa (30/1/2024) sore.

Diketahui, gadis tersebut ditemukan tewas sekitar hari Senin (29/1/2024) kemarin, saat akan berangkat kerja. Diduga, ia menjadi korban pembunuhan dengan luka bekas gorokan di leher. Setelah turun dari lift tempatnya bekerja.

Saat dikonfirmasi di rumah duka, menurut tante korban, gadis tersebut tidak pernah bercerita apapun. Apakah ia memiliki permasalahan atau tidak selama di Malaysia.

“Sepengetahuan kami dari pihak keluarga, terakhir komunikasi itu malam sebelum dikabarkan keponakan saya meninggal itu. Keponakan saya Video Call lewat WA (aplikasi Whatsapp) bilang kalau besok mau kerja pakai baju putih ini. Kayaknya saya kalau pakai baju ini kelihatan seksi, karena memang keponakan saya ini suka becanda. Itu VC dengan kakaknya terakhir,” ucap Tante Korban Ninik saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (30/1/2024) sore.

Kemudian keesokan harinya, pihaknya mendengar kabar bahwa keponakannya meninggal dunia.

“Kami langsung syok dan kaget, saat dikabarkan ada berita keponakan saya meninggal. Tapi kami kembali lagi mungkin semua takdir ilahi dan kami harus sabar menerima,” ungkapnya.

Kata Ninik, keponakannya tidak pernah cerita terkait hal apapun. “Cuma dia hanya bilang dulu mau kerja merubah nasib, ingin lebih baik lagi kehidupannya. Setahu saya keponakan saya ini juga masih single (tidak punya pacar), cerita dekat dengan siapa juga tidak,” ujarnya.

Diketahui, anak kedua dari pasangan Pahing (45) dan Susilowati (41) ini, lanjut Ninik, memang punya keinginan untuk bekerja di luar negeri.

“Sejak lulus SMA tahun 2023, dia langsung kerja di Malaysia mulai bulan 4 (April 2023). mungkin sudah sekitar 8 atau 9 bulan kerja. Karena di sana (Malaysia) juga tinggal di rumah saudara. Ada saudara kami di sana. Kerjanya belum genap setahun,” katanya.

“Keponakan saya di Malaysia sebagai cleaning service. Tapi yang jelas, hasil kerjanya itu dia (keponakannya) selalu mengirim uang ke Jember. Alhamdulillah ini keramik (lantai) di rumah hasil jerih payah keponakan saya itu. Bantu-bantu untuk keluarganya. Alhamdulillah,” ucapnya sambil menangis.

Lebih jauh Ninik menyampaikan, korban tersebut saat bekerja di Malaysia tidak lewat melalui agen tenaga kerja resmi.

“Untuk berangkat ke Malaysia memang benar pakai Visa Kunjungan, tidak ikut atau lewat PT (Perusahaan Resmi). Pertimbangannya kalau ikut PT kan harus sekolah (lewat proses pelatihan sebelum kerja). Sedangkan tidak ingin waktu lama. Jadi memang ingin cepat-cepat, apalagi ada saudara ya jadi pertimbangan pakai visa kunjungan saja,” jelas Ninik.

“Karena kalau resmi akan dapat segalanya, ada asuransi terus lebih jelas (kerjanya). Lebih terjamin, maaf memang tidak perlu dicontoh. Ini jadi pelajaran bersama. Keponakan saya anak kedua masih muda, ada kakaknya sudah menikah punya anak dua. Dulu juga punya pengalaman kerja (TKI) ke Singapura,” tandasnya.

Terpisah, Camat Jenggawah Endro Lukito mengatakan, terkait kasus TKW asal Jember itu. Pihaknya Disnaker, Dinsos, dan Serikat Buruh Migran yang ada di wilayah Kabupaten setempat. Serta juga melakukan pendampingan terhadap keluarga korban.

“Kami mendapat informasi kemarin pagi dari Pak Kades dan juga sahabat Tagana. Terkait adanya diduga pembunuhan yang dilakukan di Malaysia. Benar korban adalah warga kami,” ujar Endro.

Kemudian, selanjutnya Endro juga sudah berkoordinasi dengan pihak Human Trafficing Quotes yang berada di Malaysia.

“Yakni dengan komunitas yang bergerak di bidang pemantauan perdagangan manusia. Jadi kita tidak lepas koordinasi dengan mereka yang berada di sana. Untuk proses hukum, dilakukan oleh pihak kepolisian di Malaysia,” ungkapnya.

Perlu diketahui, saat ini pihak keluarga masih menunggu proses pemulangan jenazah. Pasalnya, mereka ingin korban segara dikebumikan dengan layak ditanah kelahirannya./////

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.