Produsen Asal Jember Bina 53 Petani Binaan Untuk Edamame, Tembus Pasar Internasional

by -266 Views
Girl in a jacket

Jember, seblang.com – Beralih dari perusahaan tembakau yang berdiri sejak tahun 1970, menjadi fokus pada budidaya tanaman dan bisnis ke produk pangan edamame dan okra pada tahun 2015.

PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) berhasil menembus pasar internasional untuk mengembangakn potensi edamame dan okra. Perusahan di bidang pangan ini, melakukan pengawalan terhadap para petani, khususnya generasi millenial.

iklan aston

Melalui program Kerjasama Operasi (KSO) dengan membina 53 petani di Jember untuk mendapat pembekalan penyuluhan dan prakter agronomi sehingga menjadi siap sebagai tenaga kerja terlatih. Sehingga mampu memiliki kemampuan dari pengelolaan tanah, penanaman, perawatan, panen, panen dan transport. Menghasilkan edamame dan okra berkualitas.

Dengan kapasitas pabrik 3 ton / jam atau 6000 ton per tahun. Lahan pertanian untuk edamame berada di wilayah Kecamatan Ambulu, Ajung, Silo, dan Ledokombo.

Pasar internasional yang berhasil ditembus, mencapai wilayah Jepang, India, dan Timur Tengah. Juga termasuk wilayah domestik, dengan produknya bernama Edashi salted dan Original.

Menurut General Manager Estate PT. GMIT, Margo Waluyo menyampaikan  jika adanya misi dan visi perusahaan itu berawal dari meningkatnya potensi konsumsi makanan sehat saat ini.

“Pangsa pasar ekspor pertanian di luar negeri khususnya Jepang itu adalah edamame. Jadi kita sangat tertarik mengembangkan budidaya tanaman edamame ini. Kemudian alasan kami menggandeng petani millenial ini, salah satunya adalah kita dalam melakukan budidaya tanaman edamame ini dengan memanfaatkan teknologi. Tenaga atau petani millenial ini mudah untuk beradaptasi. Dengan teknik budidaya hayati yang baru, mereka (petani millenial) ini lebih antusias,” ucap pria yang akrab disapa Margo saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Senin (22/1/2024) siang.

Untuk mendukung kualitas pangan edamame dan okra itu, lanjutnya juga dengan menerapkan aplikasi dan teknologi SIGAP (Digital Transformation of Reporting).

“Jadi adanya kombinasi (petani millenial dengan teknologi) ini sangat menarik sekali. Dengan sistem SIGAP yang kita kembangkan ini, proses budidaya tanaman edamame dari pemilihan lahan sampai panennya, juga sampai ke pabrik itu sudah terinput di sistem,” ungkapnya.

“Sehingga perekaman data, dan aksesibilitynya lengkap semua dan seba digital,” imbuhnya.

Dengan progres ini, kata Margo, diakui tidak mudah dan harus ekstra sabar untuk menggandeng petani millenial.///////

“memang sulit untuk mengajak petani-petani muda. Tapi dengan progres development program, kita sosialisasikan ke sekolah-sekolah, pesantren, dan di beberapa Gapoktan. Kita rekrut petani muda ini,” ucapnya.

“Sehingga dengan memberikan challenge, kami beri modal lewat program KSO (Kerjasama Operasional). Modal dari perusahaan, petani muda melakukan progresnya dari sisi keamanan dan dari sisi kerjanya yang dikelola,” jelas Margo.

Margo menambahkan, sektor budidaya tanaman pangan khususnya di wilayah Jember menjadi lebih baik dan menjanjikan.

“Untuk target luasan wilayahnya nanti mencapai 1000 hektare. Karena tantangan di pangsa pasar luar seperti di Jepang, India, dan Timur Tengah bisa kita ambil pasarnya. Khususnya lahan-lahan itu ada di Jember,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.