Ekowisata Banyuwangi Dinilai Turut Cegah Perubahan Iklim oleh BMKG

by -888 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Konsep ekowisata atau pariwisata alam yang diterapkan di Banyuwangi mendapat apresiasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) karena dianggap mendukung upaya pencegahan perubahan iklim. Pernyataan ini disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat melakukan pertemuan dengan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Banyuwangi telah lama berkomitmen pada pengembangan ecotourism. Dengan kekayaan alam yang memungkinkan pengembangan wisata alam, konsep ekowisata ini dianggap sangat bermanfaat bagi daerah. Upaya ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Kepala BMKG,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, pada hari Minggu (31/12/2023).

Ipuk menjelaskan bahwa pertemuan dengan Kepala BMKG berlangsung saat kunjungan kerjanya di Banyuwangi pada 24 Desember 2023. Selama pertemuan itu, Ipuk membagikan informasi mengenai pengembangan pariwisata yang tengah dilakukan di Banyuwangi.

“Kami menyadari bahwa potensi alam Banyuwangi merupakan keunggulan kami, dan kami bersyukur bahwa kami tidak bermaksud mengubahnya menjadi destinasi wisata yang metropolis. Sebaliknya, kami berkomitmen untuk merawatnya bersama dengan warisan budaya yang ada,” ujar Ipuk.

Dwikorita, Kepala BMKG, berpendapat bahwa Banyuwangi layak dijadikan contoh daerah yang berhasil menerapkan gaya hidup ramah lingkungan melalui pengembangan pariwisata alam.

“Konsep wisata Banyuwangi merombak paradigma wisata modern yang padat kendaraan dan dipenuhi mal seperti di kota-kota besar, yang pada akhirnya berkontribusi pada emisi CO2. Di Banyuwangi, wisatanya mencakup gunung, pantai, bahkan event sportourism yang sangat ramah lingkungan, seperti kompetisi sepeda dan lari yang tidak menghasilkan CO2,” katanya.

“Hasilnya adalah keberlanjutan dan kebahagiaan. Saya sendiri merasakan perbedaan saat mengunjungi Banyuwangi; atmosfernya lebih segar dan penuh kebahagiaan. Saat ini, Banyuwangi telah menjadi destinasi nasional dengan mempertahankan konsep yang dipegangnya,” tambahnya.

Dwikorita juga menyoroti isu perubahan iklim sebagai isu utama di dunia internasional. Dia menekankan bahwa tindakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim perlu dimulai sekarang, termasuk mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

“Perubahan iklim telah menyebabkan cuaca ekstrim dan peningkatan suhu bumi. Jika tidak ada perubahan menuju gaya hidup yang ramah lingkungan, kita dapat menghadapi krisis air dalam 10 tahun dan krisis pangan pada tahun 2050,” ujar Dwikorita.

Oleh karena itu, Dwikorita mendukung penuh konsep ekowisata yang diterapkan di Banyuwangi. Menurutnya, Banyuwangi bukan hanya berbicara, tetapi juga telah menunjukkan dampak positif dari kebijakan tersebut, baik dalam pertumbuhan ekonomi maupun penurunan tingkat kemiskinan.

“Bupati Ipuk dapat menjadi inspirasi bagi pemimpin daerah lain untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dalam kebijakan mereka. Saya akan mengundang Bupati Ipuk untuk berbicara di forum internasional yang membahas peran wanita dalam mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan,” tambahnya. (*)

iklan warung gazebo