Lebih lanjut Ratno mengatakan, gelaran nonton bareng sekaligus launching film itu mengundang para stakeholder terkait.
“Hari ini kita menghadirkan 1.600 penonton film dari beberapa stakeholder. Yakni mulai dari Bupati dan Wabup, Kepala OPD, Camat, Kades, Lurah,” ungkapnya.
“Kemudian dari unsur Kepala Sekolah SD-SMA, baik negeri maupun swasta. Selanjutnya juga ada perwakilan masyarakat, LSM, wartawan mahasiswa, dan toko masyarakat lainnya” jelas Ratno. //////
Berikutnya, film itu juga nantinya akan disosialisasikan di 31 Kecamatan dan Desa yang ada di wilayah Kabupaten Jember.
“Disitu ada Camat, Kades, Bhabinkatibmas, Polisi, yang nantinya secara intensif berkolaborasi untuk mensosialisasikan ke tingkat bawah. Film ini juga akan kita sosialisasikan kepada seluruh lembaga sekolah, seluruh OPD. Kita akan share link youtobe-nya,” bebernya.
“Insyallah tahun depan kita akan produksi film pendek lagi, tapi tentunya dengan tema yang berbeda,” tutup Kepala Inspektor Jember itu.
Dikonfrimasi terpisah, Bupati Jember Hendy Siswanto adanya sebuah karya film layanan tersebut dinilai sangat efektif dan mengedukasi.
“Film yang sangat menginspirasi dan mengingatkan kita semua. Bahwa bahayanya korupsi yang dilakukan oknum di lingkungan pemerintahan ataupun sekolah. Semuanya akan terdampak dari tindakan itu,” ungkap Hendy.
“Tentunya film pendek ini juga cukup mengingatkan kita, menyentak diri kita juga. Kalau kita melakukan sesuatu, tentunya lewat film ini, kita bisa merasakan,” sambungnya.
Hendy juga berpesan, terkait dengan makna film Silence itu. “Hakordia ini, jangan hanya seremonial semata, tapi kita harus laksanakan dan diimplementasikan dengan kondisi yang real. Karena esensinya kalau kita bisa menekan korupsi, bahkan menghilangkan korupsi di jember. Akan berdampak terhadap ekonomi dan kesejaheteraan masyarakat,” tandasnya.