Tiga Pesan Penting Kapolda Jatim Ajak LDII Wujudkan Pemilu Damai 2024

by -664 Views
Writer: Nurhadi/Hms
Editor: Herry W Sulaksono
iklan aston

Surabaya, seblang.com – Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Imam Sugianto, berkunjung ke Kantor DPW LDII Jawa Timur pada Selasa (28/11), untuk menyampaikan tiga pesan penting dalam mendukung kelancaran Pemilu Damai 2024.

Pertama-tama, Irjen Pol Imam memohon doa dan dukungan dari DPW LDII Jawa Timur, seraya mengajak mereka menjaga kondusivitas, terutama dalam aspek keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing.

iklan aston

“Jangan mudah terprovokasi dan tetap jaga keamanan serta ketertiban di seluruh wilayah Jawa Timur,” ungkap Irjen Pol. Imam Sugianto.

Kedua, Kapolda menyampaikan bahwa pemerintah membutuhkan peran aktif seluruh elemen masyarakat, termasuk LDII, dalam menjaga kondusivitas pemilihan presiden. Ia menegaskan perlunya dukungan untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan lancar tanpa hambatan.

“Siapapun pemimpinnya, itu pilihan Allah SWT. Kita harus siap mendukung dan membantu memajukan negara ini,” tambahnya.

Pada poin ketiga, Kapolda menekankan komitmen Polda Jawa Timur dalam meningkatkan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kondusivitas keamanan dan ketertiban.

“Kami menitip diri, mohon anak-anak kami yang ada di wilayah kabupaten/kota diintensifkan kerjasama. Apa kira-kira yang bisa digagas bersama untuk kebaikan lingkungan dan masyarakat Jawa Timur,” tandasnya.

Ketua DPW LDII Jawa Timur, KH Moch Amrodji Konawi, menyambut baik program Kapolda Jatim dan menyatakan keselarasan dengan program LDII sesuai hasil rakernas untuk bersikap netral aktif  dalam Pemilu 2024.

“Sikap LDII netral aktif dalam Pemilu 2024. Netral artinya tidak berpihak kepada siapapun, membebaskan warga LDII untuk menggunakan hak pilihnya, dan melarang golput,” jelas Amrodji.

Amrodji menegaskan pentingnya masyarakat tidak terprovokasi oleh hoaks dan menghindari kampanye hitam. Ia mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, mencegah rusaknya bangsa akibat kegiatan politik lima tahunan.

“Kita harus tahu persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang dibangun sejak 1928 hingga gaungnya sampai sekarang, jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena kegiatan lima tahunan,” tutupnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.