Anak Yatim SD di Banyuwangi Dibully Temannya, Korban Panggil Almarhum: Papa Perut Saya Sakit

by -1009 Views
Korban saat meringis kesakitan usai dikeroyok teman-temannya
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Kasus bullying kembali terjadi di Banyuwangi. Kali ini melibatkan antarsiswa sekolah dasar (SD) di SDN 1 Mojopanggung, Giri, Selasa (21/11/2023). Ironisnya, peristiwa ini menimpa seorang anak yatim dan terjadi di dalam kelas. Kejadian ini pun terekam kamera siswa lainnya hingga viral di media sosial.

Dari video yang didapatkan seblang.com, korban yang diketahui berinisial G (12) tampak dikeroyok oleh 4 teman-temannya. Ia pun terkapar, meringis kesakitan sembari memegang perutnya yang diduga diinjak oleh salah satu pelaku.

iklan aston
iklan aston

Untung (49) nenek korban, mengaku tak terima, terlebih korban merasa trauma dan kesakitan usai mendapatkan penganiayaan oleh teman-temannya tersebut, hingga memanggil-manggil ayah kandungnya yang sudah meninggal.

“Diinjak-injak seperti itu perutnya sakit hingga muntah-muntah. Sampai dia memanggil manggil nama (almarhum) ayahnya. Katanya, Papa perut saya sakit,” ujar Untung sembari menangis saat ikut menyaksikan mediasi di SDN 1 Mojopanggung yang dihadiri ibu korban, keluarga para pelaku, Kapolsek, Camat Giri serta para staf guru berikut perwakilan Dinas Pendidikan Banyuwangi, Rabu (22/11/2023).

Kapolsek Giri, AKP Endro menjelaskan bahwasanya kasus tersebut telah dimediasikan dan berakhir damai. Menurutnya kasus tersebut termasuk kenakalan anak-anak.

“Pada intinya semua mengakui (Pihak sekolah kurang pengawasan dan  keluarga pelaku mengakui atas kenakalan anaknya). Alhamdulillah semua telah menyadari dan sepakat diselesaikan secara kekeluargaan. Biaya pengobatan ditanggung oleh keluarga para pelaku dan pihak sekolah,” kata Endro.

Ia pun meminta kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak didiknya. Pasalnya, peristiwa tersebut terjadi saat wali kelas sedang tugas di luar alias tidak ada guru.

“Seharusnya ada staf atau guru lainnya yang mengawasi dan memantau sehingga kegiatan belajar mengajar tetap terkendali,” ujarnya.

Camat Giri, Kuncoro menambahkan, pihaknya menginginkan sekolah tersebut memperketat SOP sehingga peristiwa Bullying tak terjadi lagi. “Jangan sampai peristiwa ini terjadi lagi. Saya harap ini untuk terakhir kalinya,” imbuhnya.////////

No More Posts Available.

No more pages to load.