Blitar, seblang.com – Mutu pendidikan di Jawa Timur khususnya di Blitar semakin terancam semenjak tidak diberlakukannya sumbangan atau pungutan dari pihak ketiga untuk keperluan penunjang kegiatan siswa dalam menggali potensi dan berprestasi.
Pemerhati pendidikan terkemuka di Blitar, Mario S. Budi, mengungkapkan kekhawatiran akan dampak dari ketiadaan sumbangan di luar dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Banyak yang tak menyadari, BOS saja tak mencukupi. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung kualitas belajar, seperti lomba lokal hingga nasional, seringkali tak tertutupi oleh BOS. Inilah yang membuat sekolah kesulitan,” papar Mario pada Selasa (07/11/2023).
Menurutnya, sumbangan dari berbagai pihak menjadi elemen penting dan sangat dibutuhkan oleh sekolah-sekolah menengah atas (SLTA) atau yang sederajat, dalam rangka mencari sumber dana tambahan di luar alokasi dari pemerintah (dana BOS) untuk mendukung mutu pendidikan.
“Langkah ini sesuai aturan kok, Peraturan Menteri (Permen) juga ada. Namun, cara penyelenggaraannya yang perlu disesuaikan, jangan menjadi pungutan atau tarikan, tapi sumbangan yang benar-benar bersifat sukarela dari pihak ketiga,” tegasnya.
Meskipun kontroversial, Mario menegaskan bahwa upaya mencari sumbangan dari pihak ketiga bisa jadi perlu dilakukan oleh pihak sekolah, orang tua, dan bahkan siswa sendiri guna meningkatkan mutu pendidikan tanpa harus melanggar aturan yang berlaku./////