Banyuwangi, seblang.com – Perhutanan Sosial (PS) di Indonesia menjadi salah satu agenda prioritas pembangunan nasional dalam RPJMN 2020-2024 untuk mengurangi kemiskinan masyarakat sekitar hutan.
Menurut Direktur Eksekutif Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam (ARuPA), Edi Suprapto, tantangan di lapangan dalam melaksanakan program Perhutanan Sosial (PS) yang relatif baru adalah masih banyak pihak-pihak skeptis dan ada yang merasa keberatan untuk membagi keuntungan kepada masyarakat.
”Ada pihak-pihak yang merasa kebijakan ini mengancam eksistensinya sehingga ada yang menolak dan kami berusaha mengkomunikasikan , sehingga ada kesepahaman bahwa program Perhutanan Sosial tujuannya ada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan,”jelas Edi di Balesaji Banyuwangi pada Rabu (25/10/2023).
Lebih lanjut dia menuturkan terlepas dari pencapaian terkini luasan areal PS, permasalahan yang menanti untuk diselesaikan antara lain: kapasitas kelembagaan pengelola PS, kapabilitas pengelolaan kawasan, serta pengembangan usaha produktif.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam (ARuPA) menginisiasi program “Penguatan implementasi agroforestri dan mendorong adanya insentif pasar untuk mendukung kinerja ekonomi perhutanan sosial di Jawa Timur”.
Adapun tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas penghidupan masyarakat melalui optimalisasi pengelolaan areal perhutanan sosial secara berkelanjutan. Melalui program ini diharapkan dapat mencapai outcomes antara lain: (1). Penguatan kelompok pengelola Perhutanan Sosial; (2). Pemantapan pengelolaan areal Perhutanan Sosial; (3). Pemantapan sumber mata pencaharian masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya hutan di areal Perhutanan Sosial.
Program ini dilaksanakan selama 16 bulan sejak November 2022 hingga Februari 2024 di Kabupaten Tulungagung dan untuk kabupaten Banyuwangi dilaksanakan di desa Kedungasri kecamatan Tegaldlimo.
Menurut Edi, ada beberapa program pendampingan Lembaga ARuPA didanai oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) -Kementrian Keuangan Republik Indonesia (RI) di wilayah Banyuwangi yang dinilai cukup berhasil yaitu; Kelola Usaha KUPS Kepiting Tuan Crab yang merupakan penggunaan teknik budidaya battery cell sebanyak 500 jerigen, dan telah 8 kali panen dengan keuntungan total 5 juta rupiah yang dimasukan dalam kas kelompok.