Yogyakarta, seblang.com – Sampai saat ini golongan darah manusia merupakan suatu sistem penting dalam dunia medis baik untuk transfusi darah dalam penanganan korban kecelakaan, pengecekan golongan darah pada manusia dan kepentingan medis yang lain.
Metode identifikasi golongan darah yang umum digunakan saat ini masih tergolong mudah. Akan tetapi, sebagian masyarakat takut akan jarum suntik di saat pengambilan sampel darah sehingga membuat orang tersebut tidak mengetahui jenis golongan darah mereka saat ini.
Resikonya apabila terjadi kecelakaan, korban dalam kondisi tidak sadar dan tidak ada seseorang yang mengetahui golongan darahnya. Disisi lain korban tersebut membutuhkan transfusi darah, sementara tenaga medis dalam menentukan golongan darah seseorang membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam (menurut perawat RS UII, 2020). Apabila lama dalam menentukan golongan darah, tidak menutup kemungkinan korban akan mengalami kejadian fatal meninggal dunia akibat lamanya petugas kesehatan dalam mengidentifikasi golongan darah.
Dalam upaya memberikan jalan keluar atau solusi untuk Tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dibawah bimbingan Ir. Nazrul Effendy, M.Eng., Ph.D., IPM menciptakan atau membuat alat identifikasi golongan darah tanpa antiserum
Tim dari Universitas Gadjah Mada tersebut terdiri dari; Rifai Miftach Fauzan (Fakultas Kedokteran UGM), sekaligus Ketua Tim. M. Maulana Faik (Teknik Rekayasa dan Instrumentasi Kontrol, Sekolah Vokasi UGM), Brillian Arya Sena (Teknik Rekayasa dan Instrumentasi Kontrol, Sekolah Vokasi UGM), Difta Fitrahul Qihaj (Teknik Informasi UGM) dan Merlynda Efrilliani (Fakultas Biologi UGM),
Menurut Ketua Tim UGM Yogyakarta, Rifai Miftach Fauzan, tujuan pembuatan alat identifikasi golongan darah tanpa antiserum adalah untuk mempermudah dalam identifikasi golongan darah, baik dalam tindakan medis di Instalansi Gawat Darurat (IGD) maupun identifkasi golongan darah pada orang-orang yang belum mengetahui golongan darahnya.
“Kami dalam membuat alat tersebut bernama Hematofy “Alat Identifikasi Golongan Darah dengan Pendekatan Spektrofotometri dan Machine Learning Terintegrasi Internet of Things dan Aplikasi Mobile”, jelas Rifai Miftach Fauzan dalam rilis yang dikirim pada Senin (16/10/2023).
Dia menuturan alat yang diciptakan Tim UGM Yogyakarta ini mudah digunakan sebab ada sensor dan Lampu Led-UV yang dimanfaatkan sebagai pendeteksi golongan darah.
Adapun cara kerja alat tersebut cukup mudah, dimana seseorangg hanya dengan menempelkan jari tangan ke alat tersebut dan sensor dari alat tersebut akan membaca nilai absorbansi dari cahaya yang dipantulkan oleh lampu LED-UV. Setelah diketahui nilainya, akan keluar hasil golongan darah dan nilai absorbansinya.
Keunggulan dari alat yang diciptakan lanjut Rifai Miftach Fauzan adalah meningkatkan akurasi karena menggunakan Machine Learning, dapat dioperasikan tanpa pengetahuan atau skill medis, bersifat portable dan dapat diandalkan dalam kondisi darurat serta mampu merekam data hingga lebih dari 5.000 pasien dan tidak membutuhkan jaringan internet.