“Debora” Sang Malaikat Tak Bersayap, Pekerja Sosial yang Tak Kenal Lelah Dampingi Penderita TBC Kelenjar yang Putus Asa hingga Sukses Gapai Cita-cita

by -637 Views
Wartawan: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono
Zam yang telah sehat (kiri), Debora (tengah), Wiwik Ibu Zam (kanan)
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Dalam dunia yang seringkali penuh dengan kesulitan dan penderitaan, masih ada individu yang penuh semangat dan keberanian menjalani peran sebagai pekerja sosial untuk membantu sesama setulus hati.

Salah satunya adalah Debora Sri Partika Dewi (44), warga Perumahan Permata Giri, Banyuwangi. Sejak 2019, ia menjadi pekerja sosial masyarakat karena panggilan jiwa. Padahal saat itu, Debora yang sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga ini, tengah mengalami keterpurukan.

iklan aston

Namun ia percaya, jika berbuat baik kepada sesama pasti ada pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa. Tak terhitung, berapa banyak orang yang hidup dalam kesusahan yang telah dibantunya melalui donasi para relawan dan donatur.

Kini, Debora telah menjadi seorang pekerja sosial yang telah menginspirasi banyak orang melalui dedikasinya. Ia pun aktif dalam komunitas Sego Lansia yang bergerak dalam misi kemanusiaan.

Bahkan, ibu dari dua anak ini berhasil mengubah hidup seorang remaja bernama Zam zam. Pemuda berusia 20 tahun yang berasal keluarga tidak mampu tersebut sempat putus asa karena penyakit TBC Kelenjar yang dideritanya.

Berkat pendampingan dan kepedulian Debora, pemuda yatim itu mendapatkan kembali semangat hidupnya melawan penyakitnya. Kini, Zam-zam telah sembuh total. Ia pun bersemangat meraih cita-citanya, dan belum lama ini telah diterima di perusahaan perbankan milik BUMN.

Bagaimana kisahnya?

Zam Zam, awalnya tidak mengetahui jika ia menderita penyakit TBC Kelenjar pada tahun 2021. Saat itu, ia duduk dibangku kelas XI SMA. Namun entah mengapa, kaki kanannya tiba-tiba bengkak dan terasa sakit jika berjalan.

Orang tuanya yang mengetahui adanya perbedaan dari Zam Zam ini pun menanyakannya. “Kenapa kamu nak, apa habis jatuh. Kok kakinya tiba-tiba bengkak?” Tanya Wiwik orang tua Zam Zam saat itu.

Zam Zam yang tidak ingin merepotkan orang tuanya berinisiatif memijatkan kakinya ke tukang urut, yang kebetulan orang tua teman sekolahnya. Bukannya membaik, malah kaki Zam Zam semakin parah.

Melihat kondisi Zam Zam yang memburuk, kedua orang tuanya pun panik. Berbagai upaya pengobatan telah dilakukan orang tua Zam Zam. Mulai pengobatan tradisional, medis ke puskesmas hingga rumah sakit. Anehnya, saat di rontgen tidak ditemukan adanya luka apapun pada tulang kaki Zam. Hal itu pun membuat pikiran kedua orang tua Zam semakin runyam.

Mirisnya, ditengah perjuangan melawan penyakit, Ayah Zam Zam tiba-tiba meninggal. Tulang punggung keluarga untuk biaya perawatan Zam Zam pun telah tiada. Kondisi itu membuat mental Zam Zam terpuruk yang membuatnya putus asa hingga enggan untuk berobat. Akibatnya, kesehatan Zam-Zam menurun drastis. Tubuhnya terlihat sangat kurus bahkan membuatnya lumpuh.

Meski begitu, karena saat itu masa pandemi, pendidikan Zam Zam masih bisa diikuti secara daring. Ia pun dinyatakan lulus salah satu SMA favorit pada tahun 2022.

Kondisi pertama kali Zam Zam saat didatangi Debora

Kisah Debora Dampingi Zam Zam Hingga Sembuh

Singkat cerita, pada tanggal 3 Maret 2023, Debora mendapatkan informasi akan kondisi Zam-zam yang begitu mengenaskan. Tak berpikir panjang, Debora langsung mendatangi rumah kontrakan keluarga Zam Zam yang berada di Perumahan Brawijaya Regency.

“Saat itu Zam Zam masih tidak mau untuk diantarkan berobat, karena itu tadi dia lelah dan putus asa akan keadaan,” kata Debora kepada seblang.com Minggu (15/10/2023).

Namun, berkat bimbingan dan dukungan Debora yang tak kenal lelah sebagai seorang pekerja sosial dengan pengalaman luasnya, akhirnya Zam Zam memiliki semangat kembali untuk sembuh.

Debora mengambil pendekatan holistik, membimbing Zam Zam untuk memahami potensinya dan merencanakan tujuannya agar memikirkan masa depannya yang panjang demi membahagiakan orang tuannya yang kini tinggal ibundanya.

“Alhamdulillah Zam Zam bersedia kami bawa ke rumah sakit. Setelah melewati berbagai proses pemeriksaan, Zam Zam didiagnosa menderita penyakit TBC kelenjar,” ungkapnya.

Tak sampai disitu, Zam Zam yang merupakan warga tak mampu itu juga dibantu oleh Debora mengurus keperluan administrasi sehingga mendapatkan perawatan medis gratis oleh pemerintah. Kursi roda pun diberikan secara gratis.

Hingga akhirnya, enam bulan perawatan jalan, Zam Zam dinyatakan sembuh total dari TBC Kelenjar. Ia pun bisa berjalan dan dapat beraktivitas normal kembali. Bahkan baru-baru ini, Zam Zam diterima sebagai karyawan perbankan milik BUMN.

“Saya sangat bahagia sekali melihat kesembuhan Zam Zam. Apalagi dia bisa bekerja membantu ekonomi keluarga. Rasa bahagia ini menebus semua rasa lelah dan perjuangan saya sebagai pekerja sosial,” ujar Debora.

Sementara itu, Zam Zam dan orang tuanya sangat berterimakasih kepada Debora yang telah mereka anggap seorang malaikat tanpa sayap.

“Saya ucapkan terimakasih kepada tante (Debora). Jika tidak ada tante, mungkin saya belum sembuh sampai sekarang. Semoga Allah membalas semua kebaikan tante yang telah diberikan untuk Zam Zam dan keluarga,” ucap Zam Zam.

Dengan kisah ini, kita dapat memetik inspirasi tentang kekuatan pendampingan dan komitmen seorang pekerja sosial dalam membimbing individu yang membutuhkan. Debora Sri Partika Dewi adalah contoh nyata bagaimana kepedulian dan dorongan dapat mengubah arah hidup seseorang, membawa harapan, dan membentuk masa depan yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.