Kemarau  Melanda, Warga Tamanagung Banyuwangi Menggelar Tiban

by -934 Views
Writer: M. Yudi Irawan
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Harapkan hujan turun, warga Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, menggelar Tiban di lapangan desa setempat. Para jawara tiban dari sejumlah wilayahpun berdatangan. Mereka saling adu cambuk di bawah sengatan matahari diiringi gamelan khas tiban.

Jawara tiban yang tak bisa menghindar dari cambukan lawan, punggung dan kedua tangannya berdarah – darah. Karena cambuk yang digunakan di kesenian warisan leluhur ini terbuat dari kulit atau welat bambu apus, yang dililit dengan lidi aren, dan rapiah.

“Pasti meninggalkan luka sabetan. Ini lihat punggung saya,” terang Dedit Setiawan (31), penggiat tiban asal Dusun Cemetuk, Desa Cluring, Kecamatan Cluring, usai mengikuti pagelaran tiban tersebut.

Aturan main dalam tiban menurutnya, dua jawara naik ke atas ring. Mereka saling beradu cambuk satu lawan satu. Mereka diberi kesempatan menyabetkan cambuknya sebanyak tiga kali, dan menangkis tiga kali secara bergantian. Tidak boleh pakai amarah, jika sudah selesai menurutnya keduanya bersalaman sebagai bentuk persaudaraan.

“Tidak boleh mencambuk bagian leher ke atas, perut ke bawah. Jika melanggar, dari 3 cambukan akan dikurangi satu cambukan,” jelas Dedit.

Harapan dilaksanakannya tiban di Tamanagung menurut Davit ketua pelaksana, untuk melestarikan budaya Tiban di Banyuwangi, sekaligus sebagai sarana ajang silaturahmi bagi para penggiat tiban di Banyuwangi maupun di luar kabupaten.

Selain itu, dengan digelarnya tiban ini menurutnya untuk memohon dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar ditengah kemarau panjang saat ini bisa diturunkan air hujan, agar bencana kekeringan tidak melanda.

“Itu harapan kami,” pungkas Davit. ////

iklan warung gazebo