Banyuwangi, seblang.com – Kisah tragis seorang kakek renta, Supranata (88), yang memilukan hati. Dia terdampar di rumah reot di tengah sudut Kota Banyuwangi, sebuah tempat yang seakan mencerminkan kepedihan hidupnya.
Rumah Dinas milik Bina Marga Provinsi Jawa Timur di Kelurahan Kepatihan yang terbengkalai itu, bukanlah tempat tinggal yang nyaman, melainkan penjara emosional yang memaksa Supranata untuk menyaksikan perasaan sepi dan terlupakan.
Bertahun-tahun ia terpaksa bermukim di rumah usang tanpa listrik yang seakan – akan menggambarkan penderitaan hidupnya. Rumah itu pun menjadi saksi bisu penantian yang kesepian dan perawatan yang terabaikan.

Saat seblang.com mengunjunginya Jumat (29/9/2023), terasa suasana sunyi di rumah yang sangat tidak layak huni. Ia terjebak dalam reruntuhan rumah yang kini tidak lebih dari reruntuhan harapan.
Dalam kesempatan itu Supranata menceritakan pengalaman hidupnya yang dipenuhi penderitaan. Ia mencoba tegar, namun tatapan matanya memanggil pertolongan, kebutuhan akan kehangatan yang begitu mendesak.
“Saya punya dua anak. Satu di Payaman Giri, dan satunya di Jember. Tapi saya orangnya tidak ingin menyusahkan anak, jadi saya memilih hidup sendiri disini,” kata Supranata yang berKTP warga Kelurahan Karangrejo.
Dalam kesehariannya pun, ia memilih berprofesi sebagai tukang pijat diusianya yang semakin renta. Dari penghasilan memijat yang tidak tentu itulah Supranata memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Untuk bantuan pemerintah saya belum pernah merasakan, mungkin karena data kependudukan saya yang berbeda dengan alamat rumah yang saya tinggali saat ini,” ujarnya.