Banyuwangi, seblang.com – Caleg PKB Dapil VII(Songgon, Singonjuruh, Sempu) Tupang Soedargo mengingatkan 24 tahun lagi Indonesia akan memasuki masa indonesia emas bertepatan dengan usia 100 tahun kemerdekaan. Pencapaian visi Indonesia Emas 2045, harus benar-benar serius diraih seluruh elemen bangsa, khususnya generasi milenial
“Masih ada waktu untuk mempersiapkan pencapaian visi Indonesia 2045 yang didukung empat pilar utama, yaitu pembangunan SDM dan penguasaan Iptek, perkembangan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta ketahanan nasional serta tata kelola pemerintahan, khususnya pendidikan menjadi kunci utama agar bonus demografi yang dimiliki bangsa Indonesia menjadi berkah dalam menggapai visi Indonesia Emas 2045,” ujar Tupang yang mencalonkan diri menjadi Caleg dapil VII. Kamis (31/8/23).
Tupang Soedargo menjelaskan, tahun 2030-2040 Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi. Dimana jumlah penduduk usia produktif berusia 15-64 tahun mencapai 64 persen atau sekitar 190 juta dari total penduduk yang diproyeksikan mencapai 297 juta jiwa.
“Kini yang menjadi tantangan adalah, apakah bonus demografi ini nantinya akan dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pembangunan, atau malah menjadi kemubaziran, bahkan menjadi beban? Nilai kemanfaatan bonus demografi hanya dapat dioptimalkan apabila terpenuhi dua prasyarat. Pertama, jumlah usia produktif tersebut adalah SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas. Kedua, adanya ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai dan mampu menyerap tenaga kerja yang berlimpah,” urai Tupang.
Semenjak adanya pandemi Covid -19 para pelajar melenial diberikan tantangan baru,seperti halnya sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. Tidak hanya Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai saat ini pendidikan di dunia mengalami disrupsi terbesar sepanjang sejarah, dengan 1,6 miliar pelajar dari 190 negara terkena dampaknya.
“PJJ membuat lahirnya masalah baru, yakni memperlebar ketimpangan akses terhadap pendidikan. Tidak semua peserta didik memiliki akses terhadap internet. Jikapun memiliki akses, tidak semua daerah memiliki sinyal telepon dan perangkat digital yang memadai. Masalah juga dimiliki bagi peserta didik yang bisa menerapkan PJJ, mereka belum tentu bisa belajar optimal karena kondisi tempat tinggal maupun lingkungan keluarga yang tidak kondusif. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin kita mengalami kehilangan satu generasi akibat pandemi (The Pandemic’s Lost Generation,” tambahnya.
Dengan pencalonan diri menjadi wakil rakyat tupang berjanji akan bekerja semaksimal mungkin untuk masyarakat Banyuwangi khususnya menangani para pelajar melenial agar bisa membawa Banyuwangi menuju indonesia emas
“Besar harapan dan cita – cita kami untuk membawa perubahan khususnya di dunia pendidikan, agar para pelajar melenial ini bisa mengharumkan kota Gandrung tercinta,dengan situasi dan kondisi serta keterbatasan saya berjanji,apabila kelak saya duduk di kursi DPRD kabupaten Banyuwangi, saya akan kawal program – program pemerintah sampai tuntas ke bawah,” pungkasnya.//////