Banyuwangi, seblang.com – Supeno pensiunan KTU SMP Negeri 3 Rogojampi Kabupaten Banyuwangi merasa bahagia mampu membantu tetangga mendapatkan lapangan kerja dengan membuka usaha krupuk precet.
Sebenarnya membuka usaha kerupuk ikan tidak terbayangkan oleh mantan KTU SMP Negeri 3 Rogojampi itu kala memasuki purnatugas per 1 Nopember 2022 lalu.
Bahkan dia ingin santai menikmati masa tua dengan bertani dan berkebun di kampungnya dusun Gepuro Desa Watukebo Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi.
“Sikon berubah saat Allah mengirim tamu asal Singotrunan Banyuwangi kota yang sudah lama buka usaha kerupuk menawarkan semua alat usahanya. Dengan perjanjian siap transfer ilmu dan pengalaman minimal 3 bulan serta mau dibayar saat pesangon Taspen cair,” jelas ayah 3 anak itu.
Selain itu temanya juga menyertakan tenaga pengadon yang ahli dan siap menjadi penampung pemasaran produksinya.
Usaha kerupuknya yang diberi nama “Mekar Lestari” sama dengan nama koperasi di SMPN 3 Rogojampi. Bersama dengan para karyawan bekerja dengan disiplin,tanggungjawab dan kekeluargaan. Selain itu juga banyak membantu, membentuk supertim agar terus bersemi, senyum mekar dan penuh kesabaran supaya terus berkembang lumintu berkelanjutan.
Supeno sekarang punya dua karyawan pria sebagai pengadon asal Gumuk Agung dan Benelan Lor. Sedangkan pengadon awal kembali ikut juragannya awal yang memulai usaha lagi setelah pandemi Covid 19 berlalu. “Tak terasa sudah setahun usaha kerupuk ikan kami, barokallah!” ujarnya .
Pada saat mengawali usaha krupuk, ayah 3 anak mempunya 4 karyawati dan sekarang jumlah karyawanya sudah mencapai 20 orang. Dan setiap akhir pekan harus menyiapkan bayaran sekitar Rp. 3 juta lebih.
Adapun sistem pembayaran para karyawanya dengan cara borongan. Sehingga setiap karyawan bisa berbeda pendapatan mereka sesuai kinerjanya.
“Dengan adanya kesibukan usaha ini Alhamdulillah saya dapat penghasilan pensiunan ditambah hasil usaha kerupuk,” ungkapnya
Lebih lanjut dia menuturkan apabila 3 bulan awal mampu memproduksi 3 resep adonan yang terdiri; tepung, ikan laut yang dibeli di Muncar, garam kasar dan penyedap rasa. Saat ini rata-rata sudah mencapai 5 – 7 resep dan setiap hari bisa menghabiskan 1- 2 kwintal tepung tapioka sebagai bahan utama.
Satu resep bisa menghasilkan 7 bungkus plastik krupuk kering isi 5 kg. Sedangkan harga jual kepada konsumen per bungkus Rp. 100 ribu. “Alhamdulillah selain konsumen awal asal Malang yang setiap kirim 1 truk, saat ini juga ada pelanggan besar asal Genteng dan Srono. Kami kewalahan memenuhi pesanan,” tambahnya.
Supeno sengaja tidak menambah usaha penggorengan kerupuk untuk berbagi rejeki dengan warga lain. Dan dirinya merasa bahagia banyak membantu tetangga membuka lapangan pekerjaan.
Banyak usaha kerupuk serupa di Bumi Blambangan, karena orang Banyuwangi memang penggemar ragam jenis kerupuk. Kerupuk ikan “ Mekar Lestari” selalu menjaga mutu dan kualitas dengan mempertahankan resep sesuai dengan takaran ikan segar dan rasa tetap nyaman di lidah.
Saat ini usaha kerupuk Supeno sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan dalam proses sertifikasi halal setelah mengikuti pelatihan di Dinas Koperasi,Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi yang merupakan lanjutan program Bunga Desa Bupati Ipuk Fiestiandani.
Sedangkan istri Supeno yang bertugas mencatat arus keuangan usaha krupuk dan LPG 3 Kg yang setiap pengiriman datang mencapai 100 tabung.
Salah seorang karyawati kerupuk Mekar Sari, Suparti (57) yang bertugas di bagian tungku dan open mengaku bersyukur bisa kerja di kampungnya. Sebelumnya kerja 15 tahun di perusahaan udang di Labanasem Kabat.
“Bisa sehat dan ngemong cucu serta nabung beras 5 ribu setiap menerima bayaran . Sehingga saat Ramadhan bisa bikin ketupat dan membayar zakat fitrah sekeluarga karena dapat 1 zak beras 25 kg. Bagi mereka yang setiap bayaran menabung Rp. 10 ribu ya mendapat beras 50 kg. Syukur Alhamdulillah semua jadi seduluran,” ujar Emak 2 anak yang sudah 7 tahun menjanda karena suami meninggal dunia./////