Banyuwangi, seblang.com – Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (PU CKPP) Banyuwangi tengah menyusun master plan drainase perkotaan. Hal ini guna menyelesaikan permasalahan genangan air di jalanan perkotaan Banyuwangi kala musim hujan dengan curah tinggi.
Genangan air tersebut selain mengganggu arus lalu lintas, juga membahayakan pengguna jalan. Selain itu dapat mengakibatkan infrastruktur jalan aspal cepat rusak. Bahkan genangan air pun masuk ke rumah-rumah warga.
Sekretaris Dinas PU CKPP Banyuwangi I Komang Sudira Atmaja, S.Pt, M.Si, mengatakan, master plan drainase akan terintegrasi dengan rencana pembangunan daerah, tata ruang dan rencana sektoral lainnya. Agar, penanganan banjir di wilayah perkotaan Banyuwangi lebih komprehensif.
Menurutnya, dalam master plan tersebut ada tiga titik yang telah teridentifikasi. Pertama kawasan di depan Kantor Pemda (Bupati Banyuwangi), kedua di kawasan Karangente dan ketiga di kawasan Sukowidi Klatak Kalipuro tepatnya di depan SDN 1 Klatak.
“Kita sudah merencanakan estimasi curah hujan dan alur-alur yang akan kita bangun dengan membuat semacam rekayasa supaya proses untuk pembuangan air (hujan) bisa lancar,” kata Komang kepada seblang.com saat ditemui di kantornya Kamis (31/8/2023).
Namun demikian, lanjut Komang, dalam proses perencanaan tersebut membutuhkan dukungan yang sangat besar untuk mempercepat aliran air menuju ke saluran akhir, yakni sungai.
Sebagai contoh di kawasan kantor Pemda. Komang mengatakan, alternatif pertama jika dibuat rekayasa aliran air menuju ke sungai Kalilo, yakni dengan membuat saluran air baru dari arah kantor Pemda langsung ke jalan Ahmad Yani. Lalu menuju ke utara, Jalan Dr. Sutomo dan berakhir turun ke Sungai Kalilo.
“Biayanya, cukup besar. Namun itu adalah alternatif jangka panjang yang harus kita selesaikan,” ujarnya.
Alternatif lainnya mengatasi genangan air di depan kantor Pemda, kata Komang, dengan memaksimalkan saluran air yang ada. Komang menjelaskan bahwa di depan kantor pemda ada saluran menuju ke timur, tetapi volumenya kecil dan bisa diperbesar. Kemudian ada juga wallet di depan pemda ke utara, salurannya secara rutin harus dibersihkan.
“Sehingga air dapat mengalir melalui saluran tersebut ke sungai utaranya SD Brawijaya menuju saluran di bawah Roxy. Kemudian menuju ke pasar segitiga berlian, lalu ke timur ke kawasan pulau santen,” bebernya.
Komang menambahkan, master plan ini dibuat dengan melibatkan sejumlah pihak terkait, termasuk pimpinan kecamatan dan kelurahan yang wilayahnya terdampak.
“Target kita tahun 2024. Kita ajukan anggarannya setelah master plan ini tuntas. Jika anggaran cukup kita laksanakan yang terbaik dan tercepat. Jika anggaran belum mencukupi, kita lakukan hal-hal yang sifatnya memperlancar jangan sampai terjadi genangan air lebih dari satu jam,” terangnya.
Komang menegaskan, meski master plan telah disusun sebaik mungkin tetapi jika tidak dibarengi kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, maka hasilnya akan percuma. Sampah akan menutup saluran air mengakibatkan banjir dan genangan air.
“Kami dengan DLH dan Dinas Pengairan bersinergi bersama-sama membangun kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Saluran air yang juga dijadikan irigasi, jika terjadi hujan lebat akan dijaga oleh petugas pengairan untuk mengatur aliran air,” tandasnya.
Sementara Wito, salah satu warga Lingkungan Stendo, Kelurahan Tukang Kayu, yang rumahnya kerap kebanjiran akibat limpahan air dari genangan air di kawasan Kantor Pemda menyambut baik master plan tersebut. Ia juga meminta pemerintah daerah untuk membuat resapan air yang banyak di wilayah permukimannya tersebut.
“Lingkungan Stendo ini wilayahnya cekung. Jadi air dari mana-mana masuk kesini. Semoga saja Master plan yang direncanakan Dinas PU CKPP dapat mengurangi banjir di wilayah sini. Kalo boleh usul resapan air juga dibuat disini, karena kalo tergenang air butuh waktu 4 – 5 hari baru surut,” ucap Wito dengan berharap.//////