Banyuwangi, seblang.com – Endog-endogan merupakan tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang sudah turun-menurun di Banyuwangi. Menjelang Maulid Nabi, Salah Seorang pelaku usaha produksi kembang endhog, Urip Limantaoro Aris yang akrab disapa Oyik, menawarkan hasil karyanya endhog-endhogan muludan dengan bahan dari kain.
“Harapan kami tradisi Endog-endogan merupakan tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang sudah turun-menurun di Banyuwangi tidak mati bahkan bisa terus berkembang, sehingga pengusaha kecil seperti saya bisa mengais rejeki tahunan,” jelas mantan wartawan Banyuwangi itu.
Sebagai pelaku usaha rumahan setiap Maulid Nabi, Oyik bersama istri dan anak-anaknya memproduksi kembang endhog di rumahnya Jl Letjen Sutoyo Gang Parkit No 16 Rt 02 Rw 1 Kel. Tukangkayu Banyuwangi.
Dia bersama istri dan anak-anaknya menawarkan kembang endhog dengan harga Rp. 2.000,- per / biji bagi masyarakat yang tertarik dengan karyanya.
“Kami sudah 8 tahun usaha buat kembang endhog ini Mas. Awalnya saat anak keempat saya TK, Nyonya diminta oleh guru-guru untuk membuat kembang endhog. Waktu itu Nyonya mencoba bikin dari kain, sebab yang lain dari kertas. Baru kali pertama kembang endhog dari bahan kain. Ternyata banyak yang suka dan banyak yang pesen. Akhirnya keterusan sampai sekarang setiap tahun membikin kembang endog dan tidak sedikit pedagang pasar Banyuwangi juga mengambil produk kami,” pungkas Oyik.
Seperti dikutip dari berbagai sumber tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Banyuwangi berlangsung meriah. Masyarakat menjaga mempertahankan dan melestarikan tradisi Endog-endogan saat ini.
Endog-endogan merupakan tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang sudah turun-menurun di Banyuwangi. Bentuk tradisi ini adalah endog atau telur direbus kemudian dihias menggunakan bahan kertas dan kain warna-warni yang sudah dibentuk menyerupai bunga.
Dalam perayaan Maulid Nabi, telur yang sudah dihias dengan aneka macam bentuk ditancapkan pada batang pohon pisang atau jodang. Kemudian telur yang sudah dihias ini dibawa masyarakat diarak keliling kampung
Melansir tulisan Prof Suprapto dalam buku Dialektika Islam Dan Budaya Nusantara, endog dalam bahasa Jawa artinya telur. Tradisi Endog-endogan juga diiringi dengan pembacaan selawat, barzanji, dan zikir serta doa-doa.
Tradisi ini juga membawa berkah bagi perajin kembang telur di Banyuwangi. Perajin kembang endhog kebanjiran pesanan. Peningkatan penjualan kembang edhog lebih pesat dibandingkan masa pandemi COVID-19 lalu. Sebab saat ini, sudah tidak ada lagi pembatasan kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.////