Banyuwangi, seblang.com – Kasus kelangkaan gas Elpiji 3 Kg di Banyuwangi bagaikan mengurai benang kusut. Bagaimana tidak, Pertamina dan pengusaha ritel gas yang tergabung dalam Hiswana Migas mengklaim tidak ada kelangkaan elpiji 3 kg di Banyuwangi. Namun kenyataannya di lapangan, langka!!!
Menurut penyampaian Pertamina dan Hiswana dalam hearing yang digelar Komisi II DPRD Banyuwangi, Jumat, 21 Juli 2023, suplai gas elpiji 3 kg di Banyuwangi sudah sesuai dengan kuota yang ditentukan.
Dirjen Migas, Banyuwangi mendapatkan 54.039 metrik ton gas epliji selama setahun atau setara 18.013.000 tabung gas elpiji 3 kg. Realisasi sampai Juni 28.313 metrik ton.
“Untuk penyaluran kita sesuai dengan kuota yang dikasih Dirjen Migas, sudah sesuai,” jelas Sales Service Pertamina Jember, Muhammat Rifail.
Dia menegaskan, apabila ada kekosongan di daerah tertentu, lanjutnya, maka perlu dilihat kembali kondisi di daerah itu. Apakah daerah tersebut ada peningkatan mobilisasi atau mungkin peningkatan orang yang makan dan minum.
“Dari Pertamina sudah memberikan sesuai dengan kuota yang ada,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan Pokja Hiswana Migas Banyuwangi, Johan Sucipto menyebut, distribusi elpiji 3 kg seluruhnya normal. Apa yang diberikan Pertamina, lanjutnya, seluruhnya sudah distribusikan.
Dia menyebut, pada awal tahun, pasar elpiji 3 kg sempat tidak menjanjikan. Namun pada beberapa minggu terakhir memang permintaan agak meningkat. Dia menyebut ini bisa disebabkan berbagai hal seperti penggunaan gas 3 kg oleh orang yang tidak berhak dan adanya liburan panjang.
“Mungkin liburan, restoran pada saat liburan kan okupansinya tinggi,”katanya.
Ketua Komisi II DPRD Banyuwangi, Siti Mafrochatin Ni’mah mengaku heran, kelangkaan elpiji 3 kg hanya terjadi di Banyuwangi. Dalam hal ini, masyarakat yang menjadi korban. Padahal, dahulu pemerintah meminta semua masyarakat berpindah ke gas.
Saat ini, kompor tradisional sudah tidak ada lagi. Masyarakat tidak mungkin menggunakan kompor listrik karena tidak punya biaya.
“Ini kebutuhan dasar masyarakat kok dipersulit. Jadi kami meminta dinas terkait untuk melakukan tindakan tegas apabila ada penyalahgunaan,” ujarnya.
Dari hasil pertemuan tersebut, rencananya dalam waktu dekat akan dilakukan operasi pasar serta sidak terkait distribusi elpiji 3 kg ini. Menurutnya, keresahan masyarakat ini harus segera diatasi. Agar tidak menimbulkan dampak lain yang mengganggu ketentraman, keamanan dan kenyamanan masyarakat.
“Jangan sampai masyarakat ini lapar karena tidak bisa masak,” tegasnya.
Dengan kondisi yang seperti ini, politisi PKB ini mencurigai adanya praktik penimbunan memanfaatkan momen program pendataan subsidi tepat dari Kementerian ESDM. Dia juga curiga ada pengoplosan dari tabung yang 3 kg yang bersubdisi ke tabung yang lebih besar yang non subsidi.
“Dari 3 kg dipindah ke tabung gas 5 kg atau 12 kg sehingga bisa mengambil keuntungan tersendiri,” terangnya.