Banyuwangi, seblang.com – Tri Prayudi, Direktur PT Pelayaran Banyuwangi Sejati (PT PBS) mendapatkan tiga tugas dari bupati Banyuwangi Ratna Ani Lestari pada awal Januari 2007, yaitu; untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), rasionalisasi karyawan PT PBS dan perbaikan manajemen.
“Dua yang sudah berhasil kami laksanakan satu yang belum yaitu rasionalisasi karyawan. Karena pada saat itu idealnya jumlah karyawan 80 sampai dengan 90 orang. Namun dalam kenyataan lebih dari 100 orang bekerja sebagai staff kantor maupun operasional kapal LCT Putri Sri Tanjung,” jelas Prayudi kepada wartawan media ini pada Rabu (12/07/2023).
Tahun pertama setelah menjabat sebagai Direktur PT PBS,Prayudi mengajak komunikasi dan koordinasi beberapa koordinator di mesin maupun karyawan yang lain. Dengan tetap mempertahankan karyawan berupaya meningkatkan target pendapatan asli daerah.
Pada tahun 2007 tersebut PT PBS mampu menyumbang sekitar Rp. 5 miliar bagi PAD Kabupaten Banyuwangi. Puncaknya pada tahun 2008 kami mampu menyumbang Rp. 5, 150 miliar untuk PAD Banyuwangi.
Prayudi menuturkan manajemen PT PBS sengaja tidak mengurangi jumlah karyawan dengan pertimbangan rata-rata mereka adalah putra daerah Banyuwangi “Sehingga apabila ada pengurangan pasti akan ada gejolak. Kenyataan dengan jumlah karyawan lebih dari 100 masih mampu memberikan kontribusi cukup besar bagi PAD Banyuwangi pada waktu itu dan untuk pembayaran gaji dan hak-hak karyawan bisa dilaksanakan tepat waktu,” tambah Prayudi.
Namun seiring dengan perjalanan waktu biaya operasional LCT Putri Sri Tanjung bertambah besar karena usia kapal yang tua sehingga harus melakukan docking dengan biaya yang cukup besar dengan beban jumlah karyawan yang overload.
Namun kondisi tersebut bisa bertahan sampai Prayudi mengakhiri masa baktinya sebagai Direktur PT PBS salah satu informasi online kepada pemerintah daerah adalah permintaan agar kapal LCT Putri Sri Tanjung diremajakan.”Karena plat dasar sebenarnya untuk kapal sungai bukan untuk penyeberangan laut Ketapang-Gilimanuk. Selain itu kondisinya cukup parah yang berbahaya untuk keselamatan penumpang maupun kru kapal,” pungkas Tri Prayudi.