Sementara seniman dan budayawan Banyuwangi, Punjul Ismu Wardoyo menuturkan lomba celathu yang digelar tidak terbatas bagi masyarakat Oesing asli saja.
Dengan adanya keikutsertaan masyarakat yang berasal dari komunitas lain dari Madura, Mataraman, Bali dan lain sebagainya akan menjadi warna tersendiri dan menunjukkan bahwa kota ujung timur pulau Jaw aini memang memiliki kekayaan yang luar biasa.
“Nantinya akan muncul Basa Oesing logat Mataraman, logat Madura, Bali dan sesuai logat semua suku yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Banyuwangi. Sehingga lomba Celathu diharapkan bisa dilaksanakan secara kontinyu sebagai upaya untuk menjaga memelihara dan melestarikan budaya Oesing,” jelas seniman asal Tegaldlimo itu.
Punjul menambahkan selain sebagai pelestarian budaya, lomba Celathu akan menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang bagus apabila dikemas dengan lomba-lomba yang lebih menarik dan melibatkan semua elemen masyarakat dari anak-anak remaja dewasa dan seniman budayawan yang ada di Banyuwangi./////