Alumni Uniba Banyuwangi itu menambahkan Fatayat NU Banyuwangi juga mengadakan Program Rumah Aman yang dibentuk terutama di daerah-daerah pelosok untuk menampung para ibu hamil yang beresiko tinggi agar mereka dekat dengan fasilitas Kesehatan.
Program tersebut dilaksanakan sebagai salahsatu upaya untuk mencegah dan menanggulangi potensi terjadinya kasus kematian ibu dan bayi.
“Rencana kita akan konsentrasi di daerah-daerah terpencil, contohnya; Pesanggaran yang mempunyai demografi perkebunan dan gunung. Kemudian di kecamatan Siliragung, Kalibaru, Glenmore, Sempu, Songgon, Wongsorejo dan Kalipuro. Jadi kemungkinan 7 sampai 8 kecamatan ini nanti yang akan menjadi prioritas,” imbuh pengajar Bahasa Inggris itu.
Di beberapa wilayah kecamatan tersebut akan menjadi pilot project dengan sumber dana swadaya dari sahabat-sahabat Fatayat NU sendiri. “Minimal kita ikut berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan penanggulangan kasus kematian ibu dan bayi di Banyuwangi,” tambahnya.
Kemudian program kerja lain yang akan dilaksanakan adalah mengadakan webinar pencegahan kanker untuk perempuan dan anak. Hal ini juga perlu disosialisasikan, karena fakta dilapangan kaum perempuan di Indonesia sampai saat ini kasus kematian wanita karena kanker servick dan kanker yang lain itu masih tinggi. Sehingga ini perlu ada antisipasi bisa lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Sedangkan untuk bidang ekonomi, menurut wanita yang tinggal di kelurahan Bakungan Glagah itu secara kontinyu dalam setiap peringatan hari lahir (Harlah) PC Fatayat NU menggelar bazar UMKM. Selain itu ada pelatihan untuk para kepala rumah tangga perempuan.
”Jadi mereka yang korban perceraian itu kita beri keterampilan untuk pelatihan UMKM. Ada pembuatan makanan dan minuman, sertifikasi produk halal. Ada membatik Eco print, membatik tulis kemarin sudah dilakukan di beberapa PAC Fatayat NU Banyuwangi,” pungkas Mariana.////