Ini Beda Kontribusi Dana Bagi Hasil Tambang Untuk APBD Kabupaten Banyuwangi dan Bojonegoro

by -308 Views
Wartawan: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono
Michael Edy Hariyanto, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi (kanan) bersama dengan Syukur Priyanto, Wakil Ketua DPRD kabupaten Bojonegoro di Ruang Lobby DPRD Banyuwangi

Mulai tahun 2012 APBD kabupaten Bojonegoro berangsur merangkak naik mulai dari Rp. 1,2 triliun. Kemudian tahun berikutnya Rp. 2,2 triliun, Rp. 3 triliun sekian sampai dengan detik ini mendekati angka Rp. 7 triliun pada tahun 2023 ini, tambah Ketua DPC Partai Demokrat Bojonegoro tersebut.

Capaian APBD yang sangat tinggi tersebut, lanjut Syukur, selain pendapatan asli daerah (PAD) yang mendekati angka Rp. 300 miliar ada beberapa pendapatan yang mungkin tidak dimiliki oleh kabupaten / kota yang lain.

“Pendapatan ini berupa dana bagi hasil Migas (DBH Migas) yang kita terima pada tahun ini ini kisaran Rp. 2 triliun. Ini kami peroleh 6 dari apa yang diperoleh pemerintah pusat. Kemudian di luar itu Kabupaten Bojonegoro juga mendapat deviden dari pengelolaan minyak karena kita punya saham di situ berupa 4,6 persen yang rata-rata yang kita peroleh setiap tahun pada kisaran kurang lebih Rp. 80 sampai Rp. 100 miliar,” tambah suami dari seorang dokter spesialis di Bojonegoro itu.

Syukur menambahkan sebenarnya yang diperoleh pemerintah Bojonegoro Rp. 300 miliar, namun karena pada saat tidak punya uang untuk saham maka meminjam kepada pihak ketiga.

Kemudian sampai detik ini dengan capaian Rp. 7 triliun memang capaian tertinggi sepanjang sejarah Kabupaten Bojonegoro. Dimana 4 tahun berturut-turut Sisa Lebih Pembiyaan Anggaran (SILPA) atau uang yang tidak terpakai setiap tahun ini kisaran Rp. 2 sampai Rp. 3 triliun, jelas Syukur.

“Tahun ini saja Rp. 3 triliun, tahun kemarin juga Rp. 3 triliun SILPA-nya saja. Lha ini ini tentu sangat luar biasa bagi kabupaten Bojonegoro.  Makanya dalam 5 tahun terakhir ini pembangunan fisik atau infrastruktur di Bojonegoro ini sangat luar biasa,” tambahnya.

Syukur menuturkan setiap tahun Bojonegoro membangun jalan cor di atas 100 kilometer. Setiap tahun kurang lebih Rp. 1 triliun yang untuk membangun jalan rata-rata jalan beton cor dan jalan aspal hotmik,  pembangunan infrastruktur maupun gedung dan sektor-sektor yang lain.

Yang tidak kalah pentingnya, lanjut Syukur pihaknya menyadari bahwa minyak ini adalah sumber daya alam yang tidak terbarui. Ketika minyak ini habis itu akan habis. ”Oleh sebab itu biar berkah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa bagi hasil minyak ini tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Bojonegoro saat ini.  Tetapi juga berpikir bagaimana 20 tahun ke depan minyak ini habis, maka akan menginvestasikan dana yang kita miliki ini dalam bentuk dana abadi,” imbuhnya.

Pemerintah Bojonegoro sedang merancang dana abadi Pendidikan dan berikhtiar selama 4 – 5 tahun akan mengumpulkan dana kurang lebih Rp. 3 sampai Rp. 4 triliun berupa dana abadi pendidikan yang deviden dari dana Rp. 3 – 4 triliun tersebut yang akan digunakan untuk membiayai pendidikan yang di Kabupaten Bojonegoro.“Semua tingkatan mulai SD, SMP, SMA/SMK sampai ke perguruan tinggi akan kita gratiskan semua,” pungkas Syukur.//////

iklan warung gazebo