Banyuwangi, seblang.com – Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar oleh Lapas Banyuwangi juga diikuti oleh warga binaan, Kamis (1/6). Kalapas Banyuwangi Wahyu Indarto yang bertindak sebagai inspektur upacara menyampaikan beberapa pesan kepada warga binaan.
Dalam upacara yang digelar di Lapangan Tenis Blok Timur itu, Wahyu mengajak warga binaan untuk merenungi dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Menurutnya, hal yang dapat dilakukan oleh warga binaan dalam menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila selama menjalani masa pidana adalah dengan mengikuti kegiatan pembinaan dengan baik dan menghindari segala bentuk pelanggaran.
“Mengikuti kegiatan pembinaan dengan baik, khususnya pembinaan yang berkaitan dengan agama tentu akan menjadikan kalian untuk selalu mengingat Tuhan,” ujarnya.
Wahyu melanjutkan, hal tersebut merupakan salah satu penerapan nilai dari sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Sehingga apabila sila pertama tersebut diterapkan dengan baik, maka akan mendorong warga binaan untuk menyesali kesalahannya dan fokus untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik.
“Tentunya saya berharap kalian dapat mengikuti kegiatan pembinaan dengan baik, sehingga ketika sudah bebas nanti kalian dapat kembali diterima oleh keluarga dan masyarakat,” ungkapnya.
Pada kegiatan tersebut, Wahyu juga membacakan amanat tertulis dari Presiden Republik Indonesia.
Wahyu mengungkapkan, keberhasilan Indonesia dalam menangani berbagai krisis yang melanda dunia, termasuk krisis kesehatan, pangan, energi dan keuangan, tidak terlepas dari semangat persatuan dan kesatuan dari bangsa Indonesia.
“Pondasi dari semua itu adalah Ideologi Pancasila yang diwariskan oleh founding fathers kita, Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno,” terangnya.
Ideologi tersebut yang tentunya menjadi jangkar dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Yang harus terus kita pegang teguh untuk memperkokoh kemajuan bangsa,” imbuh Wahyu.
Ideologi Pancasila yang mengajarkan sikap toleran, keberanian dan menghargai perbedaan telah membuat kepemimpinan Indonesia diterima dan diakui dunia. Hal itu tercermin dari kesuksesan Indonesia dalam memimpin Presidensi G20.
“Toleransi, persatuan dan gotong royong adalah kunci membangun bangsa yang kokoh dan menciptakan dunia yang damai dan sejahtera,” pungkas Wahyu.