Banyuwangi, seblang.com – Belum tuntas kasus dugaan tindak kekerasan terhadap PMI asal Banyuwangi di Malaysia, muncul di media sosial (Medsos) beredar sebuah video Pekerja Migran Indonesia (PMI) dua diantaranya asal Banyuwangi yang mengaku disiksa di negara penempatan .
Video tersebut diunggah oleh akun @andre_aries. Dalam postingan itu PMI berjenis kelamin pria yang mengaku bernama Muhammad Ruhiyat dan Ahmad Subiantoro yang mengaku berasal dari Banyuwangi.
Kedua PMI asal Banyuwangi tersebut mengaku ditipu oleh agensi, karena sebelumnya dijanjikan akan ditempatkan pada perusahaan prestisius di negara Thailand. Tetapi kenyataannya berbeda, mereka justru ditempatkan di perbatasan Thailand – Myanmar.
Kedua pria itu terlihat masih berumur 20 tahunan itu meminta bantuan kepada presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Mereka mengaku disiksa secara tidak manusiawi dan diintimidasi. “Tolong saya ya pak,” ujar pria dalam vidio tersebut.
Menanggapi video yang viral tersebut, Koordinator Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi, Fery Meriyanto mengaku telah menerima informasi tersebut dan juga mengetahui informasi tersebut dari Tik-tok.
Menurut dia, berdasarkan hasil penelusuran, PMI tersebut ternyata bekerja di perbatasan Myanmar. Profesi apa yang dijalani di sana juga masih misterius. P4MI Banyuwangi belum mengetahui pasti.
“Kami sudah tindak lanjuti dan kami sudah menyampaikan ke Balai Pelindungan PMI (BP3MI) Surabaya yang diteruskan ke KBRI Myanmar,” kata Fery kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya pada Rabu (24/05/2023).
Selain itu, saat ini P4MI Banyuwangi juga belum bisa mengungkap alamat pasti keduanya yang berada di Kabupaten Banyuwangi. Seperti data desa, kecamatan bahkan keluarga juga masih belum terungkap. Karena sampai saat ini keluarga korban juga belum ada aduan terkait kasus dugaan penyekapan dan penyiksaan tersebut.
“Infonya masih dari tiktok dan media sosial saja. Dari Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi juga masih belum mandapat info alamat dan keluarga. Kalau sudah mendapatkan alamatnya kami akan berkunjung kesana,” jelas Alumni Fakultas Hukum Universitas Jember itu.////