Dua PMI  Yang Diduga Menjadi Korban Tindak Kekerasan Dipastikan Warga Banyuwangi

by -600 Views
Writer: nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diduga menjadi korban tindak kekerasan dan penyiksaan di negara penempatan yang trending di Tik-tok dipastikan  warga Banyuwangi.

Keduanya pemuda  tersebut merupakan warga Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Banyuwangi.

Kepastian daerah asal kedua PMI tersebut disampaikan oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Wonosobo, Rudi Siliworo Putro. Setelah mendapatkan informasi tersebut pemdes setempat berupaya mendatangi rumah kedua pemuda tersebut.

Adapun nama kedua pemuda tersebut adalah Muhammad Ilyas dan Muhammad Sugiantoro, yang beralamat di dusun Krajan Kulon, Desa Wonosobo.

“Benar keduanya adalah warga kami, beralamat di dusun Krajan Kulon, Desa Wonosobo,” kata Rudi kepada sejumlah wartawan pada Rabu (24/05/2023).

Menurut informasi dari keluarga korban, lanjut Rudi, keduanya berangkat pada Oktober 2022 lalu.

Kedua pemuda desa yang waktu itu kebingungan karena belum bekerja, didatangi oleh kenalannya berinsial B beralamat di Judeg dan inisial S beralamat di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono.

Ilyas dan Sugiantoro panggilan akrab dua pemuda tersebut mendapatkan tawaran kerja di negara Thailand dengan biaya yang diminta Rp 10 juta per orang.

Karena dirasa biayanya murah dan tidak ribet mereka pun kepincut. Apalagi agen itu membawa embel-embel keberangkatan dilakukan secara resmi. Kedua pemuda tersebut berharap dengan bekerja di luar negeri bisa merubah nasib keduanya menjadi lebih baik.

Berdasarkan data adinduk yang ada Ilyas sudah menikah, sedangkan Sugiantoro masih lajang dan tinggal bersama orang tuanya.

“Istri saudara Ilyas dan orang tua Sugiantoro sempat keberatan. Namun karena tekad sudah bulat akhirnya tidak bisa mencegah keberangkatan keduanya,” ujar Rudi.

Pada saat itu, setelah menyerahkan biaya sebesar Rp 10 juta dan berbagai keperluan administrasi dipenuhi, keduanya kemudian berangkat ke Thailand.

Mimpi dan harapan kedua pemuda desa untuk bekerja di tempat yang layak rupanya hanya buaian semata. Mereka digiring ke perbatasan Thailand-Myanmar dan dipekerjakan sebagai pelaku kejahatan siber yang dilakukan dengan tujuan mencuri uang dari korbannya atau scamer.

Rudi menuturkan mereka dipaksa bekerja bahkan disekap dan juga disiksa sampai  akhirnya videonya trending dan menjadi atensi publik. “Keluarga meminta agar kedua pemuda tersebut kembali dengan selamat dan utuh,” jelasnya.

Pihak desa juga berupaya semaksimal mungkin mendampingi pihak keluarga. Rudi juga mengimbau keluarga lebih berhati-hati dan waspada apabila ada seseorang yang tidak dikenal atau yang tidak jelas asal usulnya menawarkan bantuan dengan berbagai persyaratan. Bahkan pihaknya mengimbau supaya jangan langsung diterima.

“Karena dalam posisi seperti ini rawan untuk dimanfaatkan. Jadi harus dikonsultasikan dan hati-hati,” ujarnya./////

Pemdes Wonosobo sudan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Camat srono, Disnakertrans Banyuwangi dan menggandeng aparat penegak hukum (APH) untuk mengusut agen penyalurnya.

“APH akan menindaklanjuti dalam hal aspek pidananya. Yakni dugaan penipuan dan perdagangan manusia,” tandasnya.

Sementara itu, Menanggapi vidio tersebut Koordinator Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi, Fery Meriyanto telah berkoordinasi BP3MI Surabaya yang diteruskan dengan komunikasi dengan KBRI Myanmar.

“Kita menunggu hasil penanganan dari KBRI dan saat ini kami masih berkomunikasi intens dengan keluarga korban yang ada di Banyuwangi,” kata Feri.

iklan warung gazebo