Banyuwangi, seblang.com – Bangunan plengsengan sepadan sungai Setail setinggi hampir 4 meter kembali ambrol selebar 3 meter . Ambrolnya plengsengan tersebut meresahkan masyarakat yang sedang melakukan aktivitas, pasalnya, kondisi plengsengan yang telah ambrol tersebut semakin melebar dan sangat membahayakan keselamatan apabila tidak kunjung diperbaiki oleh pihak Dinas Pengairan.
Padahal, bangunan tersebut masih dalam kategori baru. Menurut beberapa narasumber mengatakan, bahwa masih antara setahun selesai dibangun oleh pihak kontraktor.
“Kalau untuk besaran anggarannya bangunan proyek sudah lupa, tapi plengsengan ini masih baru kok, 1-2 tahun-an kayaknya. Dan memang sebelum terjadi ambrol permukaan plengsengan sudah pecah dan retak-rekak,” ungkap ST yang enggan disebutkan namanya dengan jelas Minggu (21/5/2023).
Ia menambahkan bisa juga terjadinya ambrol adanya akar pohon di sisi plengsengan dan juga bisa memang mutu campuran materialnya yang kurang baik waktu di kerjakan. “Faktanya sekarang plensengan tersebut sudah ambrol selebar 3 meteran dan hampir 2 bulan ini belum ada tindakan dari pihak pengairan,” ungkap ST.
Mirisnya lagi di atas bangunan plengsengan tersebut ada beberapa warung milik warga yang berdiri di atas tanah pajak.
“Tidak ada jaminan bahwa ambrolnya plengsengan tersebut hanya sebatas itu, apalagi kondisi cuaca saat ini masih kerap kali turun hujan dengan intensitas tinggi yang menjadi penyebab terjadinya longsor ketika ada beban pada area sepadan. Padahal plengsengan tersebut merupakan batas tanah milik warga,” Imbuh NR tokoh masyarakat Kecamatan Genteng .
Berbeda dengan apa yang di sampaikan ST dan NR. Rofik Azmi, tokoh masyarakat lainnya mengatakan, dirinya justru menilai bahwa ada dugaan pembiaran dan lemahnya pengawasan oleh pihak dinas pengairan Banyuwangi.
“Ambrolnya plengsengan ini sudah kedua kalinya dengan jarak yang tidak begitu lama dalam setahun. Padahal bangunan masih tergolong dan baru menggunakan alokasi dana dari pemerintah, namun fakta di lapangan berbeda dengan harapan kita semua. Tidak hanya ambrol bahkan, konstruksi bangunan di beberapa tempat terjadi retak memanjang,” beber Rofik Azmi
Rofik menduga bahwa memang adanya pengawasan yang kurang maksimal selama pekerjaan proyek. “Dugaan saya memang kurangnya pengawasan dari pihak dinas terkait, padahal lokasi plengsengan tersebut bisa dikatakan dekat dengan kantor Korsda genteng. Maka rusaknya plengsengan tersebut tangung jawab pihak Dinas Pengairan dan wajib diperbaiki sebelum terjadi ambrol yang lebih parah dan jatuh korban, dikarekan ada bangunan usaha masayarakat di atasnya,” tegasnya .
Sementara Kepala Korsda Genteng Jarwadi diduga belum mendapatkan laporan dari Petugas Lapangan (PL) wilayah kerja Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng.
“Terima kasih infonya, nanti biar di croschek dulu sama p jurunya. Dulu sudah kalau sekarang ada lagi ya mungkin belum surve. Oke terimakasih setelah saya kroscek saya laporkan ke dinas. Ya saya laporkan ke dinas dulu biar dinas yang menangani,” jawab Jarwadi melalui pesan singkat WhatsApp. Sabtu (20/5) ./////