Surabaya, seblang.com – Partai Amanat Nasional (PAN) akan menderita kerugian sangat besar jika tidak mendukung Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Muhadjir Effendy MAp sebagai calon Wakil Presiden pada Pemilu 2024.
“Kerugian itu berupa ditinggal umat Muhammadiyah yang selama ini menjadi basis utama PAN,” tegas sesepuh dan Deklarator PAN Surabaya, Herman Rivai, di Surabaya, Kamis (4/5/2023).
Menurut tokoh Angkatan ’66 Surabaya ini bahwa umat Muhammadiyah saat ini memiliki harapan yang luar biasa agar ada kader terbaiknya yang bisa masuk di percaturan puncak politik nasional. Karena sejak Amien Rais, belum muncul lagi kader yang bisa dijagokan di percaturan puncak politik nasional.
Memang sempat muncul Dien Syamsudin tetapi karena tidak dikelola secara seksama akhirnya hanya lewat sebentar.
Saat ini harapan satu-satunya pada figur Muhadjir Effendy. Umat Muhammadiyah sangat bangga dengan Muhadjir karena komitmennya yang kuat terhadap persyarikatan. Dia selalu merasa menjadi menteri karena diwakafkan oleh Muhammadiyah.
Dia Mampu membawa nama baik Muhammadiyah berkat kinerjanya yang cemerlang selama menjadi menteri dua kali (Mendikbud pada Kabinet Jokowi Jilid Satu dan Menko PMK pada Kabinet Jokowi Jilid Dua). “Dia dikenal sebagai menteri yang merakyat. Dialah menteri yang paling rajin blusukan ke masyarakat paling bawah,” katanya.
“Istilah Jawanya, Muhadjir itu pilih tanding. Jadi saya sangat yakin Muhadjir akan mendapat dukungan total dari umat Muhammadiyah. Berarti umat juga akan memberikan dukungan total kepada partai yang mengusungnya,” kata mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya ini.
Melepaskan egonya
Herman mengaku sudah sering kali mengingatkan jajaran elite PAN agar membina lagi hubungan historis dan aspiratif dengan Muhammadiyah. Caranya adalah dengan mengakomodasi dan memperjuangkan asipirasi umat Muhammadiyah.
“Jangan datang ke Muhammadiyah hanya saat butuh suara. Saya akui elite PAN memang rajin datang ke Muhammadiyah di pelbagai tingkatan. Tapi hanya untuk kepentingannya sendiri yaitu mencari dukungan suara. Tidak mencari apa yang menjadi aspirasi Muhammadiyah,” tegasnya.
Herman mengaku sudah mendengar kabar bahwa ada persoalan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan dengan PP Muhammadiyah terkait dengan Muhadjir. Yaitu ketika Zulkifli Hasan ingin menjadi Menko PMK, tetapi PP Muhammadiyah merekomendasi Muhadjir.
“Saya kira sudah saatnya Zulhas melepaskan egonya demi masa depan PAN. Jangan jadikan partai ini sandera. Tanpa dukungan umat Muhammadiyah, PAN bisa wassalam. Memang PAN bukan partai miliki Muhammadiyah, tapi realitas politik menunjukkan basis utama PAN itu ya umat Muhammadiyah,” ujarnya mengunci perbincangan. (*)