Banyuwangi, seblang.com – Libur lebaran Idul Fitri di Banyuwangi tentu akan disuguhkan banyak kegiatan ritual adat dan tradisi. Salah satunya ritual adat Seblang Olehsari yang diselenggarakan setiap awal bulan syawal.
Tahun ini, ritual adat sakral turun temurun ke anak cucu masyarakat Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi ini diselenggarakan selama tujuh hari berturut-turut
mulai 24 – 30 April.
Ritual yang mempertunjukkan penari gadis perawan dengan kondisi kesurupan ini diyakini dapat menjadi tolak bala dan keselamatan desa.
Penari dipilih oleh tokoh adat secara supranatural dari keturunan penari sebelumnya. Ritual tari melibatkan proses transenden di mana tubuh penari dimasuki energi spiritual leluhurnya sendiri. Tradisi ini pun menjadi magnet wisatawan luar daerah.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Choliqul Ridha mengaku bersyukur dalam pelaksanaan ritual adat Seblang Olehsari tahun ini berjalan dengan lancar tanpa halangan apapun.
“Saya sangat bersyukur ritual adat Seblang Olehsari tahun ini berjalan lancar. Dalam proses masuknya spirit leluhurnya pun membutuhkan sekali masuk,” kata Choliqul Ridha.
Mahkota yang digunakan penari Seblang menggunakan omprog yaitu mahkota yang terbuat dari bahan pupus daun pisang dan hiasan berbagai macam bunga.
Seblang menari mengelilingi panggung adat. Tarian yang dibawakan sesuai dengan iringan musik gamelan dan tembang yang dibawakan sinden yang banyak akan makna.
Dalam tradisi tersebut, juga digelar ritual ‘Tundik‘ atau menari bersama penari Seblang. Tundik dilakukan saat penari Seblang membawa sampur (selendang) untuk mengajak penonton menari bersama.
Selendang itu kemudian digulung penari Seblang yang kemudian dilempar ke arah penonton. Yang mendapatkan selendang itu kemudian wajib naik ke atas panggung untuk menari bersama Seblang.