Banyuwangi, seblang.com – Seakan menjadi tradisi setiap Ramadhan, sejumlah grup Hadrah Kuntulan seni musik etnik Banyuwangi, Jawa Timur, berkeliling kampung menjelang umat muslim melaksanakan makan sahur.
Selain untuk membangunkan warga yang tidur untuk bersahur, ternyata tradisi ini untuk mengolah skil para penabuh hadrah untuk terus mengembangkan kesenian asli Bumi Blambangan. Hal ini terlihat di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (09/04/2023).
Sejumlah grup musik hadrah dari beberapa kecamatan, yang datang menggunakan mobil bak terbuka sembari memainkan alat musik tradisional ini datang dinlokasi dan memainkan alat musiknya secara bersama – sama, tepat di jalan raya depan Masjid Jami’ Al – Falah Benculuk.
Benar saja, patrol jelang sahur tersebut menyedot perhatian warga setempat, sekaligus pengguna jalan untuk melihat aksi – aksi penabuh handal saat memainkan alat musiknya.
“Wah ramai, mereka datang dan pergi usai memainkan alat musiknya. Warga terhibur,” jelas Toni, pemuda desa setempat.
Menurutnya, patrol hadrah ini ramai di malam Minggu sejak awal Ramadhan. Pukul 01. 00 WIB, para grup hadrah mulai berdatangan, dan pergi setelah memainkan alat musiknya secara silih berganti. Pukul 02.20 WIB, lokasi sudah kembali sepi.
“Sangat ramai, ada sekitar 10 sampai 11 grup. Kami pemuda juga ikut mengamankan jalannya lalu lintas. Keadaan selalu aman dan kondusif,” urainya.
Sebagai warga asli Benculuk Banyuwangi, pihaknya sangat terhibur sekaligus salut ke para penabuh hadrah, karena rata – rata mereka masih berusia muda, memiliki skil yang layak untuk tampil. Tujuan mereka untuk menguri – uri dan mengembangkan seni budaya asli Banyuwangi.
“Jelas salut. Karena seni budaya di Banyuwangi harus tetap dilestarikan agar tidak punah,” ungkap Toni. //////