“Tentunya hal ini sesuai nilai-nilai Nyepi antara lain mampu mengendalikan seluruh hawa nafsu, fokus pada introspeksi diri, menghindari keramaian dan fokus untuk merasakan kedamaian, dan kesucian hati sehingga memberikan kesempatan agar lebih dekat dengan Sang Pencipta,” imbuhnya.
Terakhir, Rini Syarifah juga mengajak kepada semua pihak untuk menjaga dan melestarikan Candi Penataran karena bagian dari warisan bersejarah yang sangat potensial untuk dikembangkan, termasuk sebagai sumber pembelajaran nilai-nilai luhur bangsa untuk kemajuan riset dan ilmu pengetahuan.
“Jangan sampai kita warga Kabupaten Blitar yang memiliki Candi Penataran ini namun kita tidak pernah nyambangi (berkunjung). Untuk itu kita sampaikan ke anak-anak kita, saudara atau teman agar lebih mengenal Candi Penataran, mengenal sejarah. Monggo kita dukung upaya Pemerintah Kabupaten Blitar untuk memenuhi target kunjungan wisata di wilayah ini, dengan harapan berdampak pada kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar candi,” pungkasnya.
Perayaan Dharma Santi dihadiri koordinator staf khusus presiden Dr Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana M.Si, Pandito Jayananda, mantan Bupati Blitar Rijanto, anggota DPRD Jatim Guntur Wahono, Wakil Ketua PHDI Jatim, Sekdakab Izul Marom, Kepala Kesbangpol, Asisten, Staf ahli, Kepala OPD, Ketua PHDI Kabupaten Blitar, Kepala Kemenag dan Ketua FKUB Kota/Kabupaten Blitar, Forkopimda, Camat, Lurah serta umat Hindu se-Kabupaten Blitar.
Sebagai informasi, dalam acara itu juga disajikan beragam tarian serta penyerahan piala kepada pemenang lomba ogoh-ogoh yang diselenggarakan beberapa hari lalu. Perayaan Dharma Santi yang digelar sebagai puncak Hari Raya Nyepi di Kabupaten Blitar ini berlangsung sederhana namun meriah./////